Selamat Hari Raya Idulfitri untuk umat muslim di seluruh Indonesia. Semoga Allah menerima amal ibadahku, ibadahmu dan ibadah kaliaan semua.
Hari Raya Idulfitri adalah hari yang senantiasa ditunggu. Momen ini adalah waktu yang tepat untuk berkumpul, bersilaturahmi bersama sanak saudara tidak terkecuali mengunjungi orang tua, nenek dan kakek di kampung halaman.
Setiap Hari Raya tiba, keluarga besar berkumpul semua dalam waktu yang sama di kediaman nenek. Semua anak cucu dan cicit meramaikan rumah besar yang hanya ditingali oleh dua orang lansia, yang selalu merindukan keramaian dan kehangatan rumahnya. Semua bersenda gurau, cucu cicit bermanaja ria kepada keduanya.
Namun Hari Raya Idulfitri kali ini terasa jauh berbeda dengan Idulfitri tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana tidak, lebaran kali ini harus kami lalui tanpa sang kakek tercinta. Ketika sungkem, nenek hanya duduk sendiri di kursi panjangnya. Kursi sebelah tempat duduk nenek pun dibiarkan kosong karena biasanya ada kakek di sana. Satu persatu biasanya kami duduk bersimpuh menyalami keduanya. Kepala kami dousap dengan penuh kasih sayang. Kalimat-kalimat doa terbaik pun diucapkan keduanya dengan perlahan di dekat telinga kami.
Kini, doa itu hanya kami dapat dari lisan nenek, karena kekek sudah tiada. Sudah selayaknya ia kami doakan bersama.
Nenek yang duduk sendiri di kursi panjangnya, tidak berhenti menyeka aliran air mata ketika anak dan cucu buyut sungkem meminta keridoannya untuk dimaafkan atas segala hilaf. Nenek menangis bukan meratap. Melainkan merasa terharu karena anak cucu masih bisa berkumpul bersama meskipun sabg kakek sudah tiada.
Demi agar nenek kembali tersenyum bahagia, beberapa cucu yang tergolong usia muda pun berinisiatuf untuk membuka canda tawa. Menghangatkan suasana. Mengusir tangis di antara hati semuanya. Nenek pun kembali tertawa riang bahagia.
Beberapa hidangan disuguhkannya. Penganan khas yang masih sempat dibuatnya disuguhkan ke tengah-tengah perkumpulan anak cucu yang sedang bercengkrama. Jika makanan nenek dilahap habis, maka ia tentu ia akan sangat bahagia. Setandan pisang yang dipetik dari kebun hasil tanamnya habis dinikmati. Manisnya lezat hingga ke hati. Sang nenek pun berkata, "nanti pasti menanam pisang lebih banyak lagi, untuk dinikmati anak cucu dan cicitku semuanya".