Lihat ke Halaman Asli

Diantha AneilaRuna

Sisiw pelajar

Kepercayaan pada Masa Pra-Aksara hingga Sekarang Berdasarkan Pandangan Kristen

Diperbarui: 15 November 2022   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman Pra-Aksara manusia pada zaman itu belum sama sekali mengenal tulisan dan tidak ada kebudayaan sama sekali pada zaman ini. Pada zaman Pra-Aksara manusia purba biasanya melakukan aktivitas untuk mereka bertahan hidup saja, seperti mengumpulkan makanan atau berburu. 

Manusia purba pada zaman ini belum sama sekali memiliki kepercayaan, pada zaman ini manusia lebih memproritaskan cara mereka bertahan hidup. 

Dengan perubahan masa ke masa, manusia zaman purba kemudian mempunyai akal untuk bertahan hidup dengan cara berkebun dan berternak untuk memenuhi kehidupan energi mereka. Namun, perkembangan manusia zaman purba pada masa Pra-Aksara, bukan hanya mengenai makanan, tempat tinggal dan cara bertahan hidup saja. 

Manusia purba juga memiliki proses perkembangan mobilitas kepercayaan, misalnya pada zaman Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum  manusia sudah memiliki kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme.

Pada zaman Pra-Aksara dan juga pada masa Paleolithikum, manusia pada zaman ini belum memiliki kepercayaan, pada zaman ini manusia purba cenderung memikirkan cara mereka bertahan hidup ( mencari tempat tinggal, berburu dan juga mengumpulkan suatu makanan). 

Kemudian, manusia pada zaman itu menyadari kekuatan jiwa mereka bahwa alam sekitar pasti memiliki penghuninya( pohon-pohon besar, batu besar, dll), kepercayaan ini dimulai pada masa Mesolithikum ( kepercayaan itu adalah animisme dan dinamisme ). 

Animisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang atau pemujaan ritual terhadap roh-roh nenek moyang. Dinamisme berkaitan juga dengan animisme, yaitu kepercayaan dan pemujaan kepada roh nenek moyang, tetapi pada 

kepercayaan ini manusia purba percaya bahwa benda-benda( patung, batu, pohon, gunung, dll ) memiliki sebuah roh,  yang dimana jika seseorang menyembah benda tersebut akan mendapatkan pertolongan kekuatan gaib (Marwati Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, 2020).

 Kepercayaan terhadap roh-roh nenek moyang itu pun berlanjut pada masa kehidupan Neolitikum ( yang dimana mereka percaya bahwa manusia yang telah meninggal, tidak akan lenyap, tetapi memiliki kehidupan di alam lain), hanya saja pada masa Neolithikum cenderung memfokuskan pada aktivitas bercocok tanam mereka, ketimbang kepercayaan animisme dan dinamisme. 

Pada zaman Megalitikum, kepercayaan animisme dan dinamisme mulai berkembang, berikut jenis-jenis bangunan Megalithikum penyembahan kepada roh-roh:

1. Menhir

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline