Lihat ke Halaman Asli

Regenerasi Inovasi dalam Pembelajaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Guru yang baik adalah guru yang mampu membuat inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran. Menurut S. Wojowwasito (1972) inovasi "innovation" diterjemahkan sebagai segala hal yang baru atau pembaruan. Tetapi beberapa sumber lain juga menyebutkan bahwa Inovasi tidak hanya sebatas pada penemuan hal baru yang belum ada tetapi juga termasuk optimalisasi dan penyempurnaan hal yang sudah ada sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal. Dengan adanya pembaruan tersebut diharapkan proses pembelajaran akan lebih baik lagi dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Sebagai contoh, di zaman tekhnologi seperti sekarang pembelajaran konvensional yang lebih menekankan agar siswa membaca buku kemudian menghafalnya pasti akan tertinggal jauh jika dibandingkan dengan pembelajaran yang sudah menggunakan tekhnologi seperti internet.

Namun tidak selalu pembelajaran model konvensional dianggap tidak relevan dan terkesan ketinggalan zaman, misalnya pada pokok bahasan pancasila, metode konvensional sangat cocok karena pokok bahasan ini menuntut siswa untuk menghafal beberapa meteri pembelajaran. Oleh karena itu sebagai calon guru di masa yang akan datang kita harus dapat membuat inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.

Salah satu inovasi pembelajaran yang menjadi gagasan saya adalah konsep pembelajaran yang menekankan upaya untuk menyeimbangkan kinerja belahan otak kanan dan kiri. Dasar dari inovasi pembelajaran ini karena banyaknya ditemui di indonesia para ilmuan yang pendai dalam bidang mereka namun mereka justru kurang pandai peda bidang lain. Dengan inovasi ini diharapkan guru dapat mencetak kader-kader penerus bangsa yang tidak hanya pandai tapi juga cerdas dalam artian siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dengan baik dan mereka tidak hanya memiliki kelebihan disatu bidang tetapi juga pandai dalam berbagai bidang yang akan ia temuai di kehidupannya kelak.

Upaya untuk mencapai kecerdasai ini adalah dengan menyampaikan materi pelajaran yang akan mengasah belahan otak kanan dan kiri secara seimbang. Sebagai contoh ketika guru ingin mengajarkan cara membaca alphabet dalam bahasa inggris maka guru membuat meteri tersebut dalam bentuk lagu sehingga selain memudahkan siswa dalam menghafal juga akan menyeimbangkan agar kinerja otak kiri bekerja secara maksimal sedangkan otak kanan cenderung pasif. Contoh lainnya yaitu ketika kita menyuruh siswa menghafal bentuk-bentuk bangun ruang maka kita dapat meminta siswa untuk membuat konstruksi bangun ruang sendiri dengan pedoman dari guru sehingga selain memudahkan siswa dalam belajar, pelajaran tersebut akan terasa menyenangkan dan disisi lain akan melatih daya kreatifitas siswa sehingga secara tidak langsung akan melatih siswa berpikir kritis.

Pembelajaran ini juga menuntut kreatifitas dari guru sehingga guru harus berperan aktif dan tidak hanya bersikap pasif. Dengan inovasi pembelajaran ini kemungkinan siswa akan lebih antusis dalam mengikuti pembelajaran dan tanpa mereka sadari pembelajaran ini akan melatih belahan otak kanan dan kiri untuk berkembang secara seimbang sehingga akan menciptakan generasi muda yang cerdas dalam menghadapi perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline