Lihat ke Halaman Asli

Menjadikan Anak Kritis, Kreatif, Serta Dapat Memecahkan Masalahnya Sendiri??

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebelum membahas mengenai menjadikan anak kritis, kreatif serta dapat memecahkan masalahnya sendiri itu mari kita bahas dahulu mengenai teori Hemisphere yaitu teori yang membahas mengenai belahan otak yaitu antara belahan otak kanan dan belahan otak kiri yang masing-masing memiliki peran yang berbeda. Belahan otak kanan berperan dalam hal kreativitas. Sedangkan untuk belahan otak kiri snagat berhubungan dengan bagaimana kita dapat berpikir logis, kemampuan menganalisi, bahasa, matematika, dll. Mengingat begitu pentingnya otak kita maka kini mulai diupayakan agar pemanfaatan kedua belahan otak ini dapat dilakukan secara seimbang. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mendengarkan musik, berolahraga, dll.

Mengapa kita membahas mengenai teori hemisphere dahulu dibandingkan membahas mengenai bagaimana menjadikan anak berpikir kritis, kreatif, dan problem solver, hal ini karena ketiganya berhunbungan dengan otak kita, sedangkan teori hemisphere itu adalah teori yang mempelajari tentang belahan otak dan kita semua tahu bahwa menjadikan anak berpikir kritis, kreatif dan problem solver adalah kesemuanya itu berawal dari otak.

Menjadikan anak berpikir kritis berarti bahwa sisiwa akan dapat mengumpulkan informasi yang mereka butuhkan lalu ia akan dapat mengolah informasi itu dengan berbagai sudut pandang serta menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang berkualitas tinggi dengan menimbang-nimbang bukti yang ada sebelum ia menarik suatu kesimpulan.

Menjadikan anak kreatif guru dapat membuat siswa agar dapat berpikir dan melahirkan gagasan atau ide-ide baru yang lebih variatif. Biasanta anak-anak yang kreatif memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, spontan serta tertarik pada hal-hal yang baru. Sering kali anak-anak yang kreatif mengalami berbagai kendala seperti yang dijelaskan oleh Dedi Supriadi (1994) yaitu anak kreatif mempunyai hubungan yang buruk baik dengan teman sebaya maupun dengan gurunya. Anak kreatif memiliki pilihan karier yang kutrang realistis yaitu biasanya karier yang jarang sekali dipilih oleh oarng lain. Mempunyai perkembangan yang tidak selaras dengan yang lainnya. Dan karena tidak adanya tokoh-tokoh yang dijadikan panutan baginya sehingga ia akan dpat tersesat dengan tokoh-tokoh yang salah. oleh karena itu disini guru dituntut untuk dapat mengembangkan lingkungan agar dapat mendukung anak-anak yang kreatif agar dapat berkembang secara maksimal.

Menjadikan anak problem solver yaitu setelah proses pembeljaran selesai siswa diharapkan akan dapat menyerap/mengingat, menguasai serta memahami materi yang telah diajarkan sehingga nantinya diharapkan siswa akan mampu menerapkannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Oleh karena itu kita sebagai calon guru diharapkan akan mampu menjadikan anak didik kita menjadi anak yang kritis, kreatif, serta problem solver dengan memanfaatka teori hemisphere dengan maksimal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline