Lihat ke Halaman Asli

Menghidupkan Kreativitas dengan Ecoprint: Seni Alam yang Ramah Lingkungan di SMKS Kasatriyan Surakarta

Diperbarui: 16 Juni 2024   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

siswa mempounding daun diatas tote bag (dok. pribadi)

Telah dilaksanakan praktek ecoprint oleh mahasiswa UNS sebagai bagian dari praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SMKS Kasatriyan Surakarta yang beralamat di Jalan Pamardi Putri, Baluwarti, Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa-siswa kelas 10 Jurusan Hotel tepatnya di kela 10H2.

Nama "ecoprint" sendiri berasal dari kata "eco" yang berarti ekosistem (alam) dan "print" yang berarti mencetak. Ecoprint menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan, bunga, batang, dan ranting, tanpa bahan sintetis atau kimia, menjadikannya sangat ramah lingkungan dan tidak mencemari air, tanah, atau udara.

Dalam dunia ecoprint, kita mengenal dua teknik pewarnaan utama: iron blanket dan pounding. Teknik iron blanket dimulai dengan mordanting, yaitu membersihkan kain dari kotoran. Prosesnya melibatkan penggulungan kain dengan paralon untuk mentransfer warna daun ke kain, lalu mengeringkannya dengan mengukus selama dua jam. Sebaliknya, teknik pounding menggunakan palu kayu untuk memukul daun pada kain, yang kemudian dijemur langsung di bawah sinar matahari.

Pada sesi praktek ecoprint kali ini, saya memilih teknik pounding yang menyenangkan. Dimulai pada pukul 12.30 WIB hingga 14.00 WIB, kegiatan ini diawali dengan merendam tote bag kanvas dalam larutan pengunci warna agar warna daun tidak mudah luntur, kemudian dijemur hingga kering. Proses ecoprint ini meliputi tiga tahap menarik: mordanting, pounding, dan fiksasi.

Mordanting berfungsi meningkatkan daya tarik warna alami pada tekstil, memastikan warna yang cerah dan tajam. Pounding adalah proses kreatif di mana daun atau bunga dipukul-pukul ke atas kain menggunakan palu, menciptakan motif-motif unik. Fiksasi kemudian dilakukan dengan merendam kain dalam larutan tunjung untuk mengikat motif dan warna pada kain. Setelah itu, tote bag ecoprint dijemur hingga benar-benar kering.

Setelah tote bag kering, hasil ecoprint ini diberikan kepada siswa untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Praktek ini bertujuan memperkenalkan ecoprint kepada siswa dan menambah keterampilan mereka. Kami berharap kegiatan ini menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. 

Hasil ecoprint (dok. pribadi)

Dengan teknik ecoprint ini, kita dapat menciptakan karya seni yang indah sekaligus menjaga kelestarian alam. Sebuah cara kreatif untuk menyatu dengan alam dan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline