Dian Putri Oktavia1, Josefina Luarwan2, Hapsari Siti Hawa3, Arfi Ikhsan Fauzi3, Nur Ida Ersafabanyo5
Program Studi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email : odianputri19@gmail.com , sefinasegina@gmail.com , http://hapsariixxx.gmail.com , arfiikhsanfauzi2108@gmail.com , ersafaaab@gmail.com
PENDAHULUAN
Fleksibilitas lumbal memainkan peran penting dalam mendukung berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari pergerakan tubuh yang sederhana, seperti membungkuk dan berdiri, hingga kegiatan yang lebih kompleks, seperti olahraga dan pekerjaan fisik.
Fleksibilitas yang baik di area lumbal memungkinkan individu untuk mencapai rentang gerak yang optimal, mengurangi risiko cedera, dan mempertahankan keseimbangan serta stabilitas tubuh (Adityasiwi et al., 2021).
Sebaliknya, fleksibilitas lumbal yang buruk dapat menjadi penyebab umum dari berbagai masalah ortopedi, termasuk nyeri punggung bawah, yang merupakan salah satu keluhan kesehatan yang paling umum di seluruh dunia (Adityasiwi et al., 2021).
Studi menunjukkan bahwa kurangnya fleksibilitas dapat berkontribusi pada ketegangan otot, penurunan fungsi otot, dan akhirnya, peningkatan risiko cedera selama aktivitas fisik . Pengrajin batik di Giriloyo, yang bekerja dalam posisi statis dan terkadang tidak ergonomis untuk waktu yang lama, sering mengalami keluhan pada area punggung bawah akibat dari pola kerja yang tidak optimal ini.
Pekerjaan yang berulang dan posisi duduk yang tidak nyaman dapat meningkatkan ketegangan otot dan berdampak negatif pada kesehatan lumbal mereka (Dr. Peter Attia, n.d.).
Dalam konteks rehabilitasi fisik, berbagai metode terapi telah dikembangkan untuk meningkatkan fleksibilitas lumbal. Salah satu metode yang semakin populer adalah Dynamic Neuromuscular Stabilization (DNS). DNS merupakan pendekatan inovatif dalam fisioterapi yang mengintegrasikan prinsip-prinsip perkembangan motorik dan biomekanik untuk membantu mengoptimalisasi fungsi sistem neuromuskular (YILMAZ, 2022).
Dengan menggunakan teknik DNS, target utama adalah untuk memperbaiki pola gerakan dan memfokuskan pada pengaktifan otot-otot stabilisasi yang mendukung keseimbangan postural. Dalam hal ini, DNS tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas, tetapi juga berperan dalam memperbaiki kinerja fungsional dan mencegah cedera (YILMAZ, 2022).