Kalau Melawan Lupa adalah salah satu acara di TV nasional kita, Melawan Pikun atau saya akan lebih sering menulisnya sebagai #MelawanPikun adalah sebuah gerakan yang diinisiasi oleh Alzheimer's Indonesia untuk mengajak masyarakat mencegah terkena penyakit Alzheimer's.
Alzheimer's Indonesia yang visi mulianya adalah membuat orang yang hidup dengan Alzheimer's dan keluarganya menjadi lebih baik, mengedukasi masyarakat tentang Alzheimer's dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penyakit yang belum ada obatnya itu, tahun ini memiliki kampanye untuk #MelawanPikun.
Kenapa pikun harus dilawan? Padahal kayak udah standard gitu ya, orang tua ya pasti pikun. Orang yang muda aja kadang sudah pada pikun kan? Jadi orang cenderung memakluminya. Well, mari kita asumsikan pikun adalah sering lupaan. Lupa naruh kacamata, padahal dia lagi nangkring di atas hidung kita, lupa mau ngomong apa, lupa naruh kunci, lupa udah bayar makanan atau belum, lupa anak istri, eh.. itu sih kurang ajar ya :). Nah, karena lupa-lupa itu tadi terjadi dimana-mana dan pada siapa saja, maka dimaklumi. Padahal harusnya nggak gitu.
Lupa yang wajar dan lupanya Alzheimer's itu sangat berbeda. Contoh gampangnya gini, saya mau ke pasar terus berniat mampir ke kantor pos untuk mengirimkan surat buat anak saya yang sedang kuliah di luar kota. Saya lupa mampir ke kantor pos. Sampai di rumah saya melihat surat itu di tas saya, menepuk jidat dan bilang, "Yahh... kok bisa lupa ke kantor pos sih." Itu lupa yang wajar. Tapi kalau sampai di rumah lalu saya melihat surat itu dan bilang, "Ini kenapa ada di sini? Ini surat siapa?" Lalu saya harus sampai membuka lagi amplopnya, membaca isinya dan belum tentu paham juga, nah... ini adalah gejala Alzheimer's.
Ada 10 gejala Alzheimer's yang sebenarnya sudah muncul pada calon penderitanya sejak 15 - 20 tahun sebelum dia kena. Mereka adalah:
1. Gangguan daya ingat,
2. Sulit fokus,
3. Sulit melakukan kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan,
4. Disorientasi waktu dan tempat,
5. Susah memahami visuospasial (jarak dan visual)
6. Gangguan berkomunikasi,