Lihat ke Halaman Asli

Apa Sih Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak?

Diperbarui: 7 Juli 2016   17:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : riaumandiri.com

“Orang tua tugasnya hanya membiayai dan memberi fasilitas yang dibutuhkan anak dalam pendidikan.”

Begitu yang muncul ketika saya bertanya pada sebagian besar orang tua yang berpendidikan tinggi.

Jelaslah anak menjadi seperti yang kita saksikan saat ini. Pribadi yang berlebihan, kurang ajeg dalam menyelesaikan masalahnya, manja, senang menghamburkan uang orang tua, merokok, dan semua yang negatif muncul dari generasi penerus bangsa Indonesia.

Miris.

Sebagian orang tua terdahulu bahkan selalu merindukan generasi bangsa yang benar-benar emas. Hingga beliau kerap berkata, “Kok anak sekarang seperti ini?”  jangan bertanya demikian, tetapi berilah pertanyaan pada keluarganya, “Bagaimana orang tua menjalankan perannya, sehingga anak yang sudah disekolahkan tetapi seperti tidak berpendidikan.”

Keluarga sibuk memilihkan dan menawarkan sekolah maupun institusi pendidikan yang berlabel akreditasi A, internasional, nasional. Bayarannya mahal, gurunya sarjana berpredikat segala rupa. Keluarga lupa untuk sibuk menjadi pilihan dan menawarkan diri pada anaknya.

Memangnya,  apa yang mesti dipilih dan ditawarkan keluarga untuk anak dalam pendidikannya?

Seperangkat permainan edukatif sesuai usia, tempat rekreasi, waktu kebersamaan dengan keluarga, pembentukan lingkungan anak dari keluarga yang mendukung mereka melakukan proses belajar demi kecerdasan mereka.  Tak hanya itu, keluarga juga mesti melakukan tindakan preventif agar anak tidak cenderung melakukann kebiasaan buruk dan berprilaku negatif.

Keluarga seperti apapun mesti siap memainkan perannya sebagai “guru sesungguhnya” bagi anak-anaknya sendiri. Meski kita bukan guru, kita harus mampu tak sekadar membantu anak menyelesaikan PR kemudian mengajarkan materi pelajaran sekolah. Tetapi wajib  bisa memberi arah dan menunjukkan “jalan kehidupan” yang benar pada anak. Sehingga anak bukan hanya berpendidikan, tetapi tidak terjerumus dalam kesesatan.

Opini ini merupakan buah pikiran murni dari Dian Pertiwi Joshua, Mahasiswi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diikutsertakan dalam Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 dengan tema, “Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak.” Kompetisi ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline