Lihat ke Halaman Asli

Hari Bakti Dokter Indonesia, Sehatkan Negara Melalui Keluarga

Diperbarui: 20 Mei 2016   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Begitu banyak naskah dan tulisan mengenai Hari Keluarga Nasional. Memang bukan waktunya untuk membicarakan peringatan hari keluarga. Hari ini, profesi terbaik yang memiliki kontribusi paling banyak di Indonesia sedang memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia.

Sudahkah dokter mengabdi dengan baik, benar, serta sesuai dengan sumpahnya?

Hanya dokterlah yang mampu menjawab pertanyaan tadi.

Namun, sesungguhnya sehat maupun menyehatkan bukanlah hanya kewajiban dokter. Sehat adalah pilihan yang lahir dari setiap individu, dan sehat merupakan tugas terbesar dari keluarga.

Mengapa keluarga?

Dalam ilmu keluarga, terdapat fungsi-fungsi keluarga yang salah satu diantaranya adalah fungsi kesehatan. Keluarga ialah sumber utama yang mendidik serta memberi contoh perilaku hidup sehat supaya terhindar dari beragam penyakit.

Saat dokter meresepkan obat ketika kita sakit, maka keluarga lebih dulu mencegah sakit dengan makanan sehat dan bergizi, lingkungan rumah dan satinasi higienis, dan memberi ketenangan agar jiwa kitapun terhindar dari hal yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh.

Keluarga merupakan sarana pendidikan paling utama. Dan bentuk pendidikan tidak semata-mata berupa mata pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah, bukan juga sekadar apa yang ditransfer dosen pada mahasiswanya.

Kesehatan juga merupakan pendidikan yang mesti diterapkan dalam keluarga. Karena semakin banyak pengetahuan mengenai sehat dari keluarga sendiri, maka kasus beragam penyakit bukan lagi menjadi momok menyeramkan.

Selamat Hari Bakti Dokter Indonesia,

Terima kasih telah mengabdi untuk Negeri.

Meski Dokter sudah banyak yang kompeten, bukankah mencegah penyakit dengan memberi serta mengetahui pendidikan kesehatan dimulai dari keluarga sendiri dan sedari dini, lebih baik?

Karena sejatinya, kesehatan merupakan harta yang tak bisa dinilai dengan harga.

Opini ini merupakan buah pikiran murni dari Dian Pertiwi Joshua, Mahasiswi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang diikutsertakan dalam Lomba Jurnalistik Pendidikan Keluarga Tahun 2016 dengan tema, “Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak.” Kompetisi ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline