Lihat ke Halaman Asli

Hari Kebangkitan, Masih Banyak Penjajah Lingkungan

Diperbarui: 20 Mei 2016   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar diambil dari monkeybreadisland.com

Kalau dulu pahlawan kita menanamkan agar Indonesia bangkit, semangat, serta memiliki kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan, sekarang ternyata meski penjajahan tak ada lagi, namun kita sebenar-benarnya sedang mengalami peperangan. Penjajah itu belum pergi.

Negara mana yang kini menjajah kita?

Bukan, bukan Negara.

Tetapi, diri sendiri.

Pribadi rakyat Indonesia yang sedang menjadi penjajah bagi lingkungannya.

Hari ini bangsa Indonesia sedang merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Umbul-umbul terpasang meriah, seluruh warga bersuka mengenang semangat pahlawan yang sampai sekarang semangatnya tak pernah padam.

Lalu, apa hubungannya lingkungan dengan Hari Kebangkitan?

Seandainya semangat yang ada dalam diri masyarakat Indonesia dijadikan sebagai semangat untuk memberi label pada diri masing-masing sebagai Pahlawan Lingkungan.

Tentunya, tak ada lagi gunung sampah.

Pastinya, banjir langganan bukan lagi menjadi tamu tahunan bahkan bulanan bagi warga.

Dan, hutan yang begitu cantik dengan hijaunya yang terlalu sering terjamah demi kepentingan yang lebih tepatnya dipenting-pentingin tak akan botak. Ia menjadi paru-paru bagi Indonesia, tetapi kalau terus disakiti, bisa jadi suatu hari nanti hutan memberontak.

Udara kembali sejuk, polusi dengan asapnya yang pekat tidak lagi menakutkan.

Apa perlu mengusir diri dari Indonesia, seperti Negara menjauhkan penjajah?

Karena kita telah menjajah Ibu Pertiwi.

Layaknya perang dengan beragam strategi. Kita tak perlu pergi dari Indonesia lebih dulu supaya lingkungan menjadi pulih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline