Lihat ke Halaman Asli

Right Boy Should Be In The Right Place

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pagi ini aku berkesempatan mengantar anakku sampai ke ruang kelasnya karena kebetulan mulai hari ini aku masuk siang. Tujuan utama mengantar anakku sampai kedalam kelas adalah karna aku ingin bertemu guru kelasnya untuk mengambil rapot midsemester yang belum aku ambil sabtu kemarin. Sambil menunggu, aku memperhatikan seorang bapak yang baru saja tiba di sekolah anakku dengan wajah yang sangat tidak bersahabat, aku kenal bapak itu karna anaknya satu sekolah di TK dengan anakku.

Iseng aku tanya kepada anakku kenapa bapak temannya itu datang kesekolah dengan wajah marah, ternyata anakku cerita bahwa kemarin anaknya bapak tesebut dipukul oleh salah satu guru di dalam kelas hingga pipinya memerah (memang kulit anak itu putih bersih). Belum sempat aku bertanya lebih banyak, guru anakku sudah datang untuk memberikan rapot mid semester milik anakku. Lalu guru anakku membuka pembicaraan justru menjawab pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada anakku, yaitu mengenai apa yang menjadi penyebab bapak itu datang dengan wajah marah kesekolah pagi ini.

Sebagai orang tua, agak sulit buatku menerima alasan yang katanya guru tersebut khilaf ketika memukul anak tersebut. Namun sebagai guru, aku bisa membayangkan kondisi yang mungkin saja terjadi didalam kelas ketika peristiwa itu terjadi.

Boy, sebut saja begitu. Adalah seorang anak lelaki  kelas dua SD yang begitu aktif dan cerdas. Dia (menurutku) memiliki logika yang jauh lebih tinggi dibanding teman-temannya yang lain. Namun dia berada pada lingkungan yang kurang tepat dan kurang bisa menerima sepenuhnya "keaktifannya" sehingga seringkali boy terlihat seperti anak nakal dan sulit diatur, semaunya sendiri, cari perhatian dan manja.

Aku yakin orang tua Boy pasti jauh lebih mengerti tentang keadaannya, karna aku pernah lihat sendiri bagaimana sabarnya orang tua Boy dalam mengarahkan anaknya di beberapa kesempatan. Pasti akan lebih bijaksana jika mereka (orangtua Boy) bisa mencarikan  lingkungan yang bisa menjaga kecerdasan, keaktifan dan logika Boy yang begitu baik tanpa Boy harus mendapat label dan pandangan kurang suka dari lingkungannya.

Tidak semua anak mendapatkan anugrah kelebihan seperti Boy dan orangtuanya. Dan bukan suatu keburukan juga jika orangtua harus mencari sekolah luar biasa buat anaknya yang luar biasa tersebut. Karna apa dan bagaimana sikap orangtua kepada anaknya akan sangat berpengaruh bagi jiwa, karakter dan perkembangan anak.

Semoga Boy mendapatkan lingkungan terbaik hingga dapat berkembang dengan maksimal.....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline