Lihat ke Halaman Asli

Dian Nurhaeni

@diiannur_

Untuk Saka

Diperbarui: 13 September 2020   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

 Bagian 2

Tidak ada alasan mengapa aku harus membencimu. Karena kamu diciptakan bukan untuk dibenci, tapi untuk dicintai.
Dan tidak ada alasan mengapa aku bisa mencintaimu karena cinta datang dari ruang semu.

Aku masih mencintaimu, dan aku tahu kamu masih memiliki perasaan yang sama sepertiku. Tapi aku tidak ingin memaksa keadaan untuk kembali seperti dulu. Biarkan perasaan tumbuh dengan semestinya, tidak harus menjadi dua orang yang berada dalam ruang yang sama.

Ketika kamu memutuskan untuk pergi, aku benar-benar seperti abu yang sudah terhempas angin lalu. Aku merasa seperti tidak berarti bagi kisah cintamu. Mungkin fatamorgana yang pantas menggambarkan kisah aku dan kamu.

Sebelum akhirnya kamu mengucapkan kata perpisahan, ada banyak rasa yang sedang tumbuh dalam jiwaku. Tetapi, itu semua berhamburan menjadi angan semu. Aku tidak bisa berkutik dalam setiap keputusanmu. Jika itu maumu, aku tidak bisa egois memaksamu bertahan denganku. Aku tidak ingin menjadi luka dalam ruang hatimu dan hatiku. Akan aku lakukan demi kebaikan kita bersama, meskipun hati ini belum rela sepenuhnya.

Sudahi, cerita kita usai disini. Aku tidak berharap banyak agar kita bisa bersama lagi. Biarkan Tuhan yang akan memberikan kejutan untuk kita nikmati.
Saka, tolong jangan berubah. Tetaplah menjadi Saka yang Dinara kenal.

Hari ini, saat kamu memutuskan pergi.
Bersama dengan senja, Dinara.
                              ***
Setelah melewati hari terpuruk itu, aku menyadari bahwa semuanya memang harus terjadi. Tidak ada yang bisa menyalahkan kepergian Saka dari ruang hatiku. Ceritaku dengan dia sudah dirancang sedemikian rumitnya. Harus merasakan jatuh cinta sejauh itu dan merasakan kecewa sedalam itu.

Jika teringat hari di mana Saka memutuskan pergi, ada tawa sekaligus luka dalam diri. Aku tidak tahu mengapa begitu.

Bagiku, kisah antara aku dan Saka tidak sama sekali membuat hidupku jatuh dalam keterpurukan. Aku beruntung pernah mengenal Saka yang penuh dengan teka-teki. Saka orang yang selalu membuat pikiran dan hati aku bertanya-tanya dengan sikap anehnya. Dan aku juga beruntung bisa mengakhiri hubungan itu secara baik-baik saja.

Apa kalian tahu? Sejak kita memutuskan untuk saling menjauh, tidak ada sedikit pun rasa tidak saling mengenal setelahnya. Rasa bersalah pasti ada, bahkan Saka sendiri pernah bilang kepadaku, "Aku merasa bersalah."

Tapi aku mengerti bahwa memang itu yang terbaik. Bahkan ketika kita sudah lama berpisah, kita selalu menjaga komunikasi. Menjadi teman curhat ternyata lebih menyenangkan daripada harus saling membenci apa yang sudah terjadi. Dan kalian tahu tidak?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline