Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah, karena tidak hanya memikirkan diri sendiri tetapi juga harus mengutamakan orang lain. Setiap pemimpin akan memiliki gaya yang berbeda-beda.
Pemimpin harus memiliki kekuatan, dimana kekuatan ini berasal dari organisasi, karena dengan memegang posisi pemimpin itu yang membuatnya memiliki kekuatan. Akan tetapi pemimpin juga memiliki kekuasaan yang tidak bergantung kepada otoritas pekerjaanya untuk dapat mempengaruhi orang lain. Terdapat empat jenis kepemimpinan yang mengandalkan gaya dan hubungan pribadi seorang pemimpin:
1. Kepemimpinan Transformasional
Merupakan jenis kepemimpinan yang mencerminkan kemampuanlah yang akan membawa suatu perubahan untuk pengikut dan organisasi. Dimana pemimpin trnasaksional ini kemampuan untuk memimpin perubahan dalam visi, strategi, dan budaya organisasi serta mempromosikan inovasi dalam produk dan teknologi.
Untuk dapat memahami jenis kepemimpinan kita dapat membandingkannya dengan kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional itu sendiri merupakan proses transaksi atau pertukaran antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transaksional mengenali kebutuhan dan keinginan pengikut dan kemudian menjelaskan bagaimana kebutuhan dan keinginan tersebut akan dipenuhi sebagai imbalan untuk memenuhi tujuan tertentu atau melakukan tugas tertentu. Berikut ini perbedaan yang terlihat yang dimiliki kepemimpinan transformasional yang berbeda dengan transaksional yang dilihat dari empat bidang penting:
- Kepemimpinan transformasional berusaha untuk mengatrikulasikan visi besar masa depan yang diinginkan dan mengomunikasikannya.
- Kepemimpinan transformasional mementingkan kebaikan kelompok dibandingkan kepentingan diri mereka sendiri.
- Kepemimpinan transformasional mengangkat perhatian pengikut dari kebutuhan fisik tingkat rendah (seperti keselamatan dan keamanan) ke kebutuhan psikologis tingkat tinggi (seperti harga diri dan aktualisasi diri).
- Kepemimpinan transformasional mengembangkan pengikut menjadi pemimpin. Mereka meminta pengikut dalam mengidentifikasi masalah dan membantu mereka melihat hal-hal dengan cara baru sehingga mereka dapat membawa perubahan yang produktif untuk mencapai visi.
Contoh pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan transformasional yaitu Ignasius Jonan yang merupakan pemimpin dari PT. KAI. Dimana Jonan optimis untuk melakukan perubahan pada perusahaan. Dengan adanya visi yang sudah jelas, Jonan kemudian menyusun strategi-strategi dalam melakukan perbaikan. Strategi awalnya dalam melakukan transformasi adalah dengan melakukan pembenahan di sisi internal perusahaan, yakni mengubah mindset karyawan dari product-oriented menjadi customer-oriented.
2. Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin karismatik adalah jenis kepemimpinan yang berfokus bagaimana cara seorang pemimpin berkomunikasi untuk mampu membangkitkan empati dan emosi yang kuat pada orang-orang sekitarnya. Dengan adanya dorongan atau semangat mereka untuk sebuah misi dapat menginspirasi orang untuk mengikuti mereka dan memotivasi orang untuk melampaui kepentingan mereka sendiri demi mencapai tujuan. Pemimpin karismatik melibatkan emosi mereka dalam kehidupan kerja sehari-hari, yang membuat mereka energik, antusias, dan menarik bagi orang lain.
Contoh nya yaitu Sir Richard Branson, pendiri dan ketua Virgin Group, yang mencakup sekitar 400 perusahaan, tidak pernah terlibat dalam bisnis baru kecuali jika itu adalah sesuatu yang dia sukai, sehingga antusiasnya menular pada semua orang yang berada di sekitarnya.
3. Kepemimpinan Koalisi
Merupakan jenis kepemimpinan yang melibatkan pembangunan koalisi orang-orang yang mendukung tujuan pemimpin dan dapat membantu mempengaruhi orang lain untuk mengimplementasikan keputusan pemimpin dan mencapai tujuan. Dimana pemimpin koalisi ini berusaha untuk mengamati dan memahami pola interaksi dan pengaruh dalam organisasi. Sehingga mereka terampil dalam mengembangkan koneksi dengan jaringan orang yang luas dan dapat menyesuaikan perilaku dan pendekatan mereka terhadap orang dan situasi yang beragam. Dan terdapat empat langkah untuk mencipatakan kepemimpinan koalisi yang efektif:
- Pemimpin koalisi melakukan banyak wawancara.
- Pemimpin koalisi mengunjungi pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.
- Pemimpin koalisi mengembangkan peta keterlibatan pemangku kepentingan.
- Pemimpin koalisi mendobrak hambatan dan mempromosikan kerja sama lintas silo.
4. Kepemimpinan Gaya Machiavellian Niccolo
Merupakan gaya kepemimpinan dimana pemimpinnya berfokus untuk mendapatkan dan menggunakan kekuatan individu. Mereka mungkin berusaha untuk mendapatkan kendali atas informasi dan sumber daya seperti pekerjaan, penghargaan, dukungan keuangan, dan materi sehingga orang bergantung pada mereka untuk apa yang mereka butuhkan, yang meningkatkan kekuasaan mereka. Para pemimpin ini juga dapat menggunakan segala cara yang diperlukan untuk mempertahankan kekuasaan mereka, tetapi mereka melakukannya karena mereka percaya bahwa organisasi dapat aman hanya jika memiliki pemimpin yang kuat. Jenis kepimpinan Machiavellian menyoroti teori politik dan juga pemerintahan seperti yang di tulisnya dalam "The Prince" dimana seorang pemimpin harus:
- Perlu memberlakukan tindakan-tindakan yang keras pada rakyat sehingga menimbulkan penderitaan yang besar bagi rakyat, sehingga rakyat tidak melawan kepada penguasa.
- Ketika suatu negara direbut, dan rakyatnya sudah terbiasa hidup bebas dan mengikuti hukum, maka cara untuk mempertahankan kekuasaan adalah menghancurkan kota itu.
- Terdapat dua cara untuk menjadi penguasa di wilayah baru, yaitu melalui kemampuan sendiri dan karena faktor nasib mujur.
- Dalam hal persekutuan dengan penguasa lain terutama dalam rangka mencapai suatu tujuan, maka sah-sah saja menggunakan tipu muslihat karena itu dapat dibenarkan untuk melanggengkan jalan menuju kekuasaan.
- Ketika penguasa menggunakan kekuatan perang asing atau bayaran, maka setelah perang usai maka seharusnya pasukan bayaran itu dibantai habis.
- Seorang raja tidak perlu bermurah hati untuk membuat dirinya tersohor, kecuali kalau ia mempertaruhkan dirinya. Karena jika itu dilakukan maka ia akan menjadi rakus dan menghindari dirinya dari kemiskinan, sehingga ia dibenci oleh rakyatnya.
Pemimpin yang menggunakan gaya Machiavellian ini biasanaya dapat diketahui dengan melihat ciri-ciri berikut ini:
- Mereka selalu waspada terhadap risiko dan ancaman terhadap kekuasaan mereka.
- Mereka tidak keberatan ditakuti.
- Mereka akan menggunakan penipuan jika perlu.
- Mereka menggunakan penghargaan dan hukuman untuk membentuk perilaku.
Lalu Manakah Gaya Yang Paling Baik Untuk Diterapkan?
Jika pertanyaanya seperti itu maka jawaban terbaik yaitu tidak ada, karena tidak bisa dipukul rata mana yang lebih baik, karena ke empat gaya kepemimpinan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tentu saja untuk menerapkan gaya mana itu perlu menyesuaikan dengan kondisi dan tujuan dari organisasi itu sendiri. Misal jika startup tentu saja tidak cocok untuk menggunakan gaya kepemimpinan transformasional, karena gaya transformasional ini lebih cocok untuk diterapkan di perusahaan yang sudah berdiri lama yang memiliki struktur organisasi yang jelas. Karena gaya transformasional ini membutuhkan struktur untuk kemudian diperbaiki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H