Emosi merupakan perasaan yang dirasakan oleh seseorang yang dipengaruhi oleh peristiwa, situasi, respon tubuh kita dan respon perilaku kita. Menurut Robert C. Solomon dalam artikelnya, menyebutkan bahwa emosi adalah pengalaman kompleks akan kesadaran, sensasi jasmani, dan perilaku yang mencerminkan pemaknaan perseorangan terhadap sebuah kejadian, keadaan, atau peristiwa.
Dalam membahas emosi, tentu saja bukan hanya emosi negatif tetapi juga terdapat emosi positif. Emosi negatif merupakan perasaan yang timbul seperti rasa khawatir, cemas, marah, kecewa dll. Untuk emosi poditif merupakan perasaan yang timbul seperti rasa bahagia, rasa senang dll.
Mengapa emosi itu sangat penting?
Emosi menjadi sangat penting, karena emosi dapat menyebar atau menular, ketika seseorang memiliki emosi yang negatif seperti rasa marah, maka tanpa disadari perilaku orang tersebut akan menunjukan rasa marahnya kepada orang lain, dan ketika orang lain melihat itu maka orang tersebut bisa merasa marah, karena melihat temannya yang sedang marah-marah membuat mood dari orang tersebut ikut rusak, sehingga dapat dikatakan bahwa emosi dapat menular. Maka dari itu seorang pemimpin perlu sekali memahami emotional intelligence.
Apa itu emotional intelligence?
Emotional intelligence merupakan kecerdasan yang dimiliki seseorang berupa kemampuan untuk memahami, mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi dalam dirinya sendiri dan juga dalam diri orang lain. Di dalam buku Richard L.Daft yaang berjudul "The Leadership Experience" menyebutkan komponen dari kecerdasan Emosional.
Self-Awareness, merupakan kesadaran diri dimana seseorang mampu memahami emosinya sendiri dan kemudian emosi untuk dapat mempengaruhi kehidupan pegawainya. Biasanya orang yang memiliki self-awareness tinggi, orang tersebut memiliki semangat dan rasa percaya diri yang tinggi, karena dia paham bahwa emosi nya perlu dipahami, agar dapat mempengaruhi orang lain.
Self-Management, merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol emosinya dan juga keinginan untuk mengendalikan dirinya agar terhindar dari gangguan, tidak produktif, atau hal-hal yang berbahaya.
Self-management adalah kemampuan untuk membuat skala prioritas, memutuskan apa yang harus dilakukan, dan bertanggung jawab menuntaskan apa yang harus diselesaikan, seperti kata The Complete Leader. Biasanya orang-orang yang memiliki self management yang tinggi yaitu orang-orang yang adaptif, berorientasi pada pencapaian, inisiatif dan optimis.
Social awareness, merupakan kemampuan seseorang untuk memahami orang lain. Dimana pemimpin yang memiliki social awareness tinggi, dia akan lebih peka terhadap kondisi orang lain, dan juga memiliki rasa empati, sehingga dia mampu memposisikan dirinya pada posisi orang lain, sehingga dapat merasakan emosi yang dirasakan oelh orang lain. Biasanya pemimpin yang memiliki social awareness tinggi, mampu memahami berbagai sudut pandang, dan tidak terpaku pasa satu sudut pandang.