Lihat ke Halaman Asli

Diannita Harahap

TERVERIFIKASI

Microbiologist

Komunikasi Mikroba, Gastroenteritis dan Kesehatan Anak

Diperbarui: 1 Agustus 2023   05:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sakit perut pada anak. Sumber: unsplash.com

Generasi sehat dan cerdas menjadi kunci masa depan bangsa yang gemilang. Tak salah jika kita menggantungkan harapan ini sebagai harapan di pundak anak-anak sehat.

Sedikitnya permasalahan gizi mendasar menjadi perhatian terhadap tumbuh kembang anak. Ini tidak sekedar pemenuhan keseimbangan gizi, namun lebih kepada menjaga hal-hal baik yang masuk ke dalam tubuh anak. Fenomena stunting misalnya.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health pada tahun 2011, menyatakan bahwa malnutrisi dan infeksi gastrointestinal dipandang memiliki hubungan terhadap kerentanan infeksi dan gangguan perkembangan anak. Ini sering muncul pada 5 tahun pertama kehidupan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa malnutrisi yang dimaksud berkaitan dengan ketidakseimbangan serapan makronutrien (karbohidrat, lemak dan protein; utamanya protein) dan mikronutrien. Sangat disayangkan, negara berkembang masih dengan tingkat kesakitan dan kematian tinggi pada angka penyakit infeksi pada anak.

Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2021 memberi gambaran hingga kini proporsi kematian anak karena diare masih menyentuh angka 10,3 % >2300 kasus pada anak usia 1-5 tahun sedangkan pada anak dibawah usia 1 tahun mencapai 14 % dari >25.000 kasus. Sungguh ini kondisi yang masih belum ideal jika menimbang hak layanan kesehatan adalah milik seluruh masyarakat.

Pada kasus lainnya, 80% kasus diare disebabkan karena infeksi bakteri penyebab Gastroenteritis menyumbang angka kesakitan pada wisatawan.

Seperti diketahui bersama penyebab utama penyakit ini yaitu virus (Norovirus, Rotavirus, Adenovirus, maupun Astrovirus). Penyebab lainnya oleh Campylobcater bacterium, kelompok Escherichia coli, Salmonella dan Shigella. Penyakit ini juga dapat timbul oleh keberadaan parasit Entamoeba histolytica dan Crystosporidium.

Selain itu serapan logam berbahaya seperti timbal, mercuri dan arsen yang terhirup maupun masuk bersama air minum berpotensi menimbulkan kesakitan. Riwayat kesehatan dan penggunaan obat-obat kemoterapi, antibiotik dan antasida juga memiliki peluang yang sama sebagai pencetus penyakit Gastroenteritis.

Faktor risiko pada anak timbul karena imunitas yang lemah sehingga mudah terinfeksi dan terpapar penyebab penyakit. Hal ini dijelaskan berkaitan dengan produksi antibodi Imonoglobulin A (IgA) yang terbatas disekresikan sehingga mengganggu respon imun. Antibodi ini banyak ditemukan pada lapisan mukosa pada permukaan seperti saluran pencernaan dan pernapasan.

Nah, kemudian bagaimana mikroorganisme berkomunikasi sehingga menimbulkan keparahan pada infeksi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline