Lihat ke Halaman Asli

Diannita Harahap

TERVERIFIKASI

Microbiologist

Ragam Autentik Makanan Tradisional dan Kesiapan Tampil di Pasar Global

Diperbarui: 24 Juni 2023   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Makanan tradisional masuk dalam jenis makanan yang telah lama ada dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Biasanya diturunkan dalam suatu budaya atau komunitas.

Tak jarang orisinilitasnya mencerminkan sejarah, kebiasaan, dan nilai-nilai suatu kelompok masyarakat. 

Dalam proses membuatnya melibatkan bahan-bahan lokal dan teknik memasak khas yang telah diwariskan dari generasi sebelumnya. Pun juga mencerminkan keanekaragaman alam dan sumber daya masing-masing daerah.

Tak heran daya tarik makanan tradisional selalu lekat di hati dengan cita rasanya yang unik dan autentik. Hal ini memperkaya keanekaragaman kuliner di dunia dan menjadi warisan yang penting untuk dilestarikan.

Sektor makanan, terutama makanan tradisional, memiliki daya saing dan nilai tambah yang kuat serta tingkat keterkaitan yang tinggi dalam rantai nilai global (global value chain), terutama di kawasan G20. 

Makanan tradisional Indonesia memiliki potensi strategis lainnya, seperti menjadi tren makanan sehat, mendorong ekonomi rakyat, dan melestarikan budaya bangsa.

Sangat potensial, tetapi UMKM masih menghadapi beberapa hambatan, salah satunya adalah pemasaran melalui pengemasan, yang "menjual apa yang dilindungi". 

Saat ini, ada inovasi teknologi pengalengan di Indonesia yang diharapkan dapat mempercepat pengembangan UMKM dan meningkatkan daya saing makanan tradisional dan nilai tambahnya menuju rantai nilai dunia.

Ilustrasi makanan tradisional Rendang. Sumber : unsplash.com/prananta haroun

Jika konsumen ingin menikmati makanan tradisional dari suatu daerah, mereka harus datang langsung ke sana. Namun, dengan teknologi pengalengan baru-baru ini, makanan tradisional dapat dibeli dalam 58 kaleng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline