Tanggal 25 April diperingati sebagai hari Malaria Sedunia. Hari Malaria sedunia 2023 diperingati dengan tema "Waktu untuk memberikan nol malaria: investasi, inovasi dan implementasi".
Dalam tema ini WHO fokus dengan alat dan strategi yang tersedia saat ini, mengimplementasi dan menjangkau populasi yang terpinggirkan.
Malaria merupakan penyakit tropis yang dapat mengancam jiwa. Gejala-gejala yang nampak akibat serangan vektor disebut trias malaria. Ditandai dengan menggigil diikuti dengan demam, keluarnya keringat dalam jumlah yang banyak.
Penyebab penyakit ini yakni parasit Plasmodium. Utamanya spesies Plasmodium penyebab malaria dikenal dari 5 spesies yakni: P. falciparum, P.vivax, P. malariae, P. ovale dan P. knowlesi. Plasmodium dibawa oleh nyamuk Anopheles.
Dilansir dari portal kemenkes.go.id pada 3/4/2017 Kemenkes RI membagikan 3 juta kelambu berinsektisida sebagai pengganti kelambu sebelumnya yang telah dibagikan pada Program Pengendalian Malaria pada tahun 2014.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes RI pada masa itu, kelambu rutin diganti selama tiga tahun sekali.
Menurutnya, hal ini dilakukan sebagai upaya mempertahankan masa pakai kelambu berinsektisida dan bahan aktif yang terkandung di dalamnya.
Kala itu kelambu dibagikan kepada Daerah yang tercatat sebagai daerah endemis di Indonesia yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur 1.584.253 kelambu di 15 Kabupaten/Kota; Papua sebanyak 924.515 kelambu di 16 Kabupaten/Kota.
Selain itu Papua barat sebanyak 425.383 kelambu di 13 Kabupaten/Kota; Maluku sebanyak 333.986 kelambu di 5 Kabupaten/Kota; dan Maluku Utara sebanyak 229.331 kelambu di 5 kabupaten.
Menurut laporan WHO World malaria report 2022, 619.000 kematian akibat malaria pada tahun 2021 di seluruh dunia dan 247 juta kasus baru pada tahun 2021. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 2 juta kasus.