Lihat ke Halaman Asli

Diannita Harahap

TERVERIFIKASI

Microbiologist

7 Langkah Komunikasi Sains Ilmuwan kepada Masyarakat Digital

Diperbarui: 6 April 2023   02:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi masyarakat digital. Sumber: freepik.com/yisarandri

Seni merancang, membungkus, dan menyampaikan pesan baik lisan dan tulisan, melibatkan keahlian dan kecerdasan didefiniskan sebagai komunikasi. Aktivitas komunikasi sendiri berkutat pada aktivitas membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

Pemerhati sains (Guru, Dosen, Peneliti lainnya) menggunakan kecakapan komunikasi sains untuk dapat menyampaikan informasi yang dimiliki dari hasil penelitian dan pengembangan ilmu.

Seringkali terdapat gap yang terlalu tinggi antara sains ilmiah untuk sampai pada masyarakat. Penyebabnya tidak lain karena sikap personal yang enggan rutin "berbagi". Hasil temuan cenderung tersimpan rapi dan kurang berdampak bagi masyarakat. Ataukah justru masyarakat yang enggan bergerak dinamis karena ogah ribet dengan urusan-urusan ilmiah.

Komunikasi luwes melalui penyajian yang lebih populer dapat menjadi pilihan. Populer dalam arti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, mudah dipahami dan disukai orang banyak.

Pada masa sekarang ini banyak jalan menuju memasyarakatkan hasil temuan secara digital. Tujuannya untuk dapat secara digital pula dikonsumsi oleh masyarakat. Aktual, tepat dan berdampak. 

Hal ini sangat terkait dengan target kebijakan Indonesia Emas 2045. Arahnya adalah membentuk sumber daya manusia (SDM) yang unggul, kreatif serta cakap digital.

Sebagai refleksi bagaimana menciptakan SDM unggul dan kreatif jika tidak dimulai dari kita para pembelajar. Penulis yakin tidak semua kita baru mulai dari awal, sudah ada yang telah menapak dan meniti (rekam digital memasyarakatkan ilmu) menuju capaian unggul dan kreatif serta cakap digital.

Berikut gambaran bentuk komunikasi sains kepada masyarakat digital agar hasil temuan dapat berdampak.

1.  Visualisasi melalui infografis

Pembelajar dan peneliti dapat mengubah total kemasan hasil riset ke bentuk infografis. Bentuk sajian ini mengutamakan paduan gambar, warna, tata letak dan estetika bentuk untuk bagi informasi yang akan disampaikan.

Untuk memahami infografis biasanya tidak membutuhkan waktu panjang. Jika masih sulit memahami kecenderungan pembaca akan bergegas mencari tambahan informasi dari sumber lain mengenai hal yang belum ia pahami dalam infografis yang kita buat. Target mencapai sasaran.

2.  Terbitkan tulisan di blog atau website keilmuan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline