Lagi-lagi terinspirasi dari videonya On Marissa's Mind. Dalam video singkat durasi kurang dari lima menit, Marissa bercerita tentang pengalamannya menjadi Vegetarian. Tidak sengaja menemukan materi ini saat mencari ide menulis. Rilis video awal tahun 2019.
Kalau dipikir-pikir awalan tahun tersebut sama dengan tahun dimana saya juga pernah mencoba menerapkan pola makan nabati. Kala itu seingat saya 2 atau 3 tahun yang lalu. Bertepatan setelah menyapih anak kedua.
Kesadaran konsumsi pola makan nabati menjadi populer pada masa itu oleh generasi milenial. Dasar pemikir plant based menyangkut dua hal yakni kesehatan diri dan kesehatan bumi.
Merujuk The Oliver's Travel kategori The Global Vegetarian Index, pada tahun 2018 Indonesia berada pada peringkat 16 dari 183 negara ramah pola makan nabati dengan data pendukung total 438 restoran ramah pola makan nabati. Sedangkan pada tahun 2022 Ubud Bali berada pada tempat kedua berdasarkan jumlah restoran ramah pola makan nabati. Sebanyak 28 restoran per 100.000 jiwa penduduk tersebar di sana, data ini dilansir dari The Vegan Word.
Data di atas menunjukkan Indonesia potensial sebagai negara destinasi wisata ramah pola makan nabati. Dukungan sumber daya alam sayur, buah, biji-bijian dan kacang-kacangan sangat melimpah di Indonesia. Tidak sulit bagi para penggiat untuk mendapatkan bahan baku untuk melengkapi isi piring kaum vegan ataupun vegetarian.
Permasalahannya jumlah gerai yang menjual makanan ramah pola makan nabati belum terlalu banyak tersebar di berbagai kota di Indonesia dibandingkan negara tetangga Malaysia mencapai 3x lipat eksistensinya.
Sebenarnya hanya dengan sedikit kreativitas menu vegetarian dapat tersaji di piring kita. Untuk sarapan saya pilih yang simpel. Jus atau pilihan lain smoothies buah dan sayur lebih praktis.
Sedikitnya ada dua jenis label bagi penggiat pola makan nabati. Vegan dan vegetarian, keduanya menjadi berbeda oleh karena produk susu dan turunannya serta telur yang masih dikonsumsi oleh kaum vegetarian. Sedangkan vegan sangat ketat untuk tidak konsumsi semua jenis protein hewani bersumber hewan maupun hasil peternakan hewan.
Menurut Chambel seorang ahli biokima, konsumsi protein hewan berkorelasi terhadap kesehatan tubuh manusia dimana dalam penelitiannya dijelaskan dengan ilustrasi pertumbuhan sel kanker.