Tulisan ini diadaptasi dari cerita On Marissa's Mind -Greatmind-
Hidup sederhana bagi peneliti mungkin akan membuat Anda mengernyitkan dahi sesaat. Apa ini? Nah, kita diskusi ya.
Bagaimana pendapat Anda mengenai hidup sederhana? Membosankan atau justru menarik? Banyak filsuf berpendapat hidup sederhana dekat dengan kebermaknaan dan hemat energi. Jika menarik, maka lanjutkan membaca.
Hal ini dapat diterapkan peneliti muda saat memulai menemukan sebuah permasalahan yang direncanakan menjadi topik risetnya. Bekerja efektif dengan mengobservasi hal-hal terdekat yang ditemukan di lingkungan kecil dekat dengan dirinya beraktivitas.
Sebagai contoh permasalahan angka kesakitan (morbiditas) hipertensi yang sedang tinggi saat ini sehingga menjadi penyakit degeneratif utama.
Penyakit ini pada lingkungan kecil peneliti ternyata diderita oleh salah seorang anggota keluarga. Peneliti berpikir untuk bergerak dari permasalahan ini.
Ruang fisik, mental dan ruang kalender menjadi kebutuhan mendasar seorang peneliti untuk menyederhanakan hidupnya.
Bijaksana dalam memilih permasalahan yang akan dicarikan solusi, tentu saja dengan mempertimbangkan data konkrit permasalahan, urgensi riset dan tinjauan kekinian atas solusi yang ditawarkan.
Menurut psikolog Amy Morin, menyederhanakan hidup dapat dimulai dengan :
1. Rapikan rumah Anda