Lihat ke Halaman Asli

Diannita Harahap

TERVERIFIKASI

Microbiologist

Peduli Sampah Mulai dari Dapur Kita

Diperbarui: 21 Februari 2023   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi tumpeng gizi seimbang Kemenkes RI. Sumber : https://kesmas.kemkes.go.id/

Tujuan pembersihan bukan hanya untuk membersihkan, tetapi untuk merasakan kebahagiaan hidup dalam lingkungan itu.-Marie Kondo-

Beberapa waktu lalu bukan sebuah kebetulan penulis menemukan sebuah rilis artikel Kementerian Kesehatan pada Tahun 2015. Konten tulisan tersebut dirasa masih sangat relevan dengan kondisi saat ini. Status Gizi Pengaruhi Kualitas Bangsa.

Kecukupan gizi dinilai berkaitan dengan pembangunan bangsa. Tentunya sentra pembangunan sumber daya manusia. Manusia berkualitas di masa depan.

Pemenuhan gizi seimbang dan peluang olah sampah dapur

Pemenuhan gizi seimbang memperhatikan panduan konsumsi sehari-hari Tumpeng Gizi Seimbang Kemenkes RI. Dalam panduan tersebut dianjurkan konsumsi harian berimbang untuk mencapai keseimbangan gizi masyarakat.

Komponen makanan pokok 3-4 porsi, sayur 3-4 porsi dan buah 2-3 porsi, protein nabati dan hewani 2-4 porsi serta pembatasan konsumsi gula garam dan minyak. Selain itu minum air putih 8 gelas sehari, beraktivitas fisik rutin serta memantau berat badan sangat dianjurkan.

Melihat dari segi jumlah porsi sayur dan buah cukup banyak dalam konsumsi harian per orang berpeluang menimbulkan sampah domestik dari dapur. Baik dalam rumah tangga atau dapur pada gerai yang mengolah makanan untuk dijual.

Sebagian kita dengan aktivitas harian yang padat merasa kurang cukup waktu untuk mengolah sampah domestik di dapur. Namun, penting diingat bahwa satu aksi yang dilakukan dalam mengolah sampah hilirisasinya menyelamatkan bumi dari dampak kerusakan laten lingkungan.

Sependek-pendeknya pikiran tentu ada yang berpendapat "ah khan ada pengurai di tanah, nanti juga habis (baca: sampah) untuk makanan mereka". Tentu saja sepenuhnya itu kurang tepat karena sebagai manusia yang berpikir, kita dapat menangkap peluang "Dari sampah menjadi emas".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline