Lihat ke Halaman Asli

Ini Pilihan Presidenku, Kamu?

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak kuasa menahan pemikiran yang ada di otak selama ini. Teringat kata-kata Pak Anis Baswedan, kita harus turun tangan dalam perubahan negara ini dengan memulai dari diri kita sendiri. Kita harus berpartisipasi dalam pemilihan presiden tanggal 9 Juli, lebih tepatnya 1 minggu lagi. Kita boleh tak sependapat tapi kita tak boleh berselisih hanya karena ini.

Dari awal melihat sosok ini, aku sudah mulai jatuh cinta padanya. Tampilannya yang sederhana, lugu, wong deso yang bisa merubah Kota Jakarta yang awalnya kumuh hingga mempunyai taman yang rindang. Entah hanya berita di televisi untuk menaikkan rating beliau atau memang kenyataannya seperti itu. Pasti kita semua sudah tahu siapa yang saya bicarakan. Dari ke empat calon, beliaulah yang paling menonjol karakternya. Kurus, paling hitam dari lainnya, lugu, tak pandai bicara, tak pandai menggombal sebagai seorang lelaki karena lihat saja tiap kali debat, beliau tak pandai merangkai kata. Jika kita sering berorasi atau berbicara dengan khalayak umum, pasti sudah gregetan apa yang akan beliau katakan. Entah walapun begitu, hati ini berkata bahwa sosok ini bisa merubah Indonesia menjadi lebih baik tak lepas dari kekurangan beliau.

Ketika saya membaca buku manajemen pendidikan islam, disana ada pernyataan yang menarik sekali bagi saya. “Seorang Manajer yang bagus adalah manajer yang sekaligus bisa menjadi seorang leader”. Dia akan bisa membawa organisasi itu menjadi lebih baik. Saya langsung teringat sosok salah satu calon presiden Indonesia 2014 yang pemikirannya terlihat sekali bahwa dia sosok manajer dan tampak sosok leader juga ada pada dirinya. Semoga anggapan saya tak salah.

Awalnya saya meremehkan cawapresnya yang sudah cukup tua, umur 72 tahun. Mengapa si capres kurus ini memilih orang makasar putih ini. Mengapa tak ketua KPK saja. Ternyata jawaban itu saya temukan di debat capres-cawapres putaran pertama. Beliau mempunyai semangat yang luar biasa untuk memajukan negeri ini. Contohnya saja, Bio gas telah dicetuskannya. Daya kritis, inovasi terlihat jelas dari raut muka beliau. Walaupun bisa saya sebut kakek saya, tetapi semangat beliau tak ada tandingannya. Ketika saya browsing di internet mencari biografi orang makasar putih ini, saya kaget setengah mati. Ternyata beliau lulusan ekonomi universitas Perancis. Subhanaallah, tak salah ternyata jika beliau mempunyai bisnis dimana-mana. Semoga tertular pada pemuda Indonesia khususnya saya. Amiin.

Hal lain yang membuat saya jatuh hati kepada pasangan ini yaitu mereka peduli akan kesejahteraan guru. Mereka akan menaikkan tunjangan sertifikasi guru dan akan memeratakan guru-guru se Indonesia. Saya memperhatikan ini, ya karena kedepannya saya adalah calon guru. Amin.

Harapan saya sebagai rakyat Indonesia adalah siapapun nanti yang akan terpilih sebagai Presiden. Semoga mereka BENAR-BENAR merealisasikan apa yang mereka katakan dan janjikan. Amiiin. Semoga membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi. Merdeka !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline