Negara Indonesia sebagai negara berkembang memiliki berbagai permasalahan, salah satunya adalah masalah gizi balita yang harus menjadi perhatian serius untuk diselesaikan. Berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) 202, prevalensi stunting di wilayah Kabupaten Bandung mencapai 31,1 % atau sekitar 112.000 jiwa. Stunting dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual anak, kondisi ekonomi, serta kemampuan reproduksinya nanti ketika dewasa. Tentunya, untuk menciptakan negara yang maju pasti membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Tantangan tersebut seharusnya kita selesaikan bersama dengan berupaya menurunkan prevalensi stunting demi terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs).
Salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Universitas Pendidikan Indonesia dalam menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Bandung, khususnya di Desa Margaasih yaitu dengan menyelenggarakan penyuluhan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif untuk meminimalisir stunting. Tujuan diadakannya penyuluhan tersebut yaitu untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran orangtua bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik untuk menunjang pertumbuhan yang optimal bagi anak, khususnya saat anak berusia 0-6 bulan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Juli 2022 di RW 11 Kampung Cikarmajaya Desa Margaasih. Materi dalam penyuluhan tersebut disampaikan langsung oleh ahlinya, yaitu ibu Jumiatul Aini, AMG sebagai nutrisionis di Puskesmas Sawah Lega. Beliau menjelaskan bahwa masa 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang. Pemberian ASI eksklusif merupakan bagian dari masa tersebut, karena diberikan kepada bayi sejak dilahirkan hingga usia 6 bulan. Selain itu, beliau juga menjelaskan cara menyusui bayi yang benar serta memberikan edukasi mengenai asupan gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dari pihak desa dan RW setempat karena dinilai dapat memberikan manfaat kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan orangtua mengenai pemberian ASI eksklusif bagi bayi.
Program penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya di Desa Margaasih sehingga berdampak juga terhadap Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan cerdas agar pembangunan terlaksana dan kesejahteraan pun tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H