Lihat ke Halaman Asli

Dian Maldini

Sarjana Hukum | Mahasiswa Double Major Fakultas Syariah dan Bahasa Arab | Madzhab Hambali |

Peristiwa 10 November 1945: Bukti Nyata Semangat Para Pejuang Tanah Air

Diperbarui: 1 November 2021   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pertempuran Surabaya (Company Sergeant Major A Hardy via Wikimedia Commons)

Pertempuran surabaya merupakan pertempuran antara tentara Indonesia dan tentara Inggris yang terjadi pada 27 Oktober sampai 20 November 1945 di Surabaya. Peristiwa terbesar adalah pada tanggal 10 November 1945, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Kronologis Kejadian

Tentara Inggris mendarat di Surabaya pada tanggal 25 oktober 1945. Mereka tergabung dalam pasukan AFNEI atau Allied Forces Netherlands East Indies yang diboncengi tentara Belanda dalam pasukan NICA.

Pada awalnya, tujuan tentara Inggris adalah untuk melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang. Dibalik itu, mereka memiliki tujuan tersembunyi yaitu membantu Belanda untuk merebut Kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa ini dipicu insiden Hotel Yamato pada tanggal 19 September 1945, dimana pada saat itu Belanda mengibarkan bendera Belanda yang membuat kegaduhan di kalangan penduduk Surabaya.

Insiden Hotel Yamato (Wikipedia: Pertempuran Surabaya)

Resimen Soedirman beserta Sidik dan Hariyono bertemu dengan tentara Belanda WVC Ploegman di Hotel Yamato untuk meminta menurunkan bendera Belanda yang berkibar.

Namun tentara Belanda bersikeras menolak permintaan tersebut, keributan-pun terjadi sampai menewaskan beberapa orang termasuk Ploegman dan Sidik.

Sejak peristiwa itu, suasana menjadi tegang antara Tentara indonesia, AFNEI dan NICA

Tewasnya Jendral AWS Mallaby merupakan sebuah peristiwa yang membuat Inggris marah besar terhadap rakyat Surabaya. Kejadian pada tanggal 30 Oktober 1945 pukul 20.30, saat tentara Inggris melakukan pawai bermobil untuk mengupayakan perdamaian di Surabaya, keributan pun terjadi kembali sampai terjadi tembak-menembak di Jembatan Merah. Inggris pun mengeluarkan ultimatum 10 November 1945.

Mayor Jendral Robert Mansergh pengganti Brigadir Jendral Mallaby,mengeluarkan ultimatum kepada semua pimpinan dan warga Indonesia yang bersenjata untuk menyerahkan senjatanya dan mengangkat tangan sampai batas pukul 06.00 pagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline