Lihat ke Halaman Asli

Ironi Sebuah Alur

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gua Hira, 610 Masehi.

Awal historisitas perjuangan panjang Sang Messiah Universal.
Menyusup celah Kudus di antara temaram kaum Jahili,
Meletupkan kembali sisa-sisa perjuangan Dua-Puluh-Empat.

Kemudian wahyu, datang menawarkan pembebasan-pembebasan elusif.
Kuat menghalau tradisi dan tahun-tahun autokrasi,
Giat melumpuhkan loncatan-loncatan hipokrisi,
Sempurna mengejawantahkan nilai samawi yang demikian eksesif.


Madinah, 622 Masehi.

Dimulainya babak baru fraternitas umat.
Egalisasi bukan lagi sekedar delusi,
Organdi kabilah pun pecah menjelma persemakmuran insani.

Lonceng masih dengan gemerincingnya.

Gema-gema pembebasan lantang diperdengungkan.
Mengalirkan hawa-hawa kejayaan,
Mengepakkan sayap-sayap keadilan,
Mengobarkan bendera ketauhidan.

Kini Ia sempurna kitab, tegas dalam rangkaian alif-ba-ta.
Kini-[pula]-Ia berona materi, yang mewujud konvensi dan tradisi.
Juga anomali bertopeng liberasi.


IRONI..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline