Lihat ke Halaman Asli

Bidimensi

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika Esa mengetuk usia, mungkin asa sedang dipertaruhkan.

Candrasengkala spontan menjelma cambuk, korpulensi dosa pekat di tiap teguk.

Bermula dari segumpal darah, dan debu suci.

Saling bertentangan bagai paradoks arti, saling beriringan bagai muradif kata.


Pun diri, kopolimer versus malaikat dan iblis.

Meredam menghujam dalam satu ketergantungan.

Aku Malaikat, dengan segala nukleus kebajikan.

Aku Iblis, yang tak kuasa menghalau vibrasi kemunafikan.


Lalu, eksistensi menjelma domansi.

Drama borjuis seketika berubah moralis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline