Lihat ke Halaman Asli

Menaklukkan J50K, Tak Hanya Nekad, tetapi Juga Tekad

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menulis sebuah novel sejumlah 50 ribu kata dalam satu bulan? Rasanya seperti mimpi bagi saya. Bagaimana tidak? Saya biasa bermain di flash fiction atau cermin. Kalau buat cerpen juga tak pernah berpanjang-panjang. Tapi, ajakan Mbak Gratcia Siahaya  lewat Fiksiana Community ini benar-benar membuat saya bersemangat menulis. Biasalah, saya kalau mendengar kata tantangan, meskipun merasa tak sanggup pasti langsung saya iya-kan.

Ketika masuk ke grup facebook J50K, kami dikenal dengan sebutan nekaders. Entah bahasa dari mana ini, hehehe. Intinya ya, kami adalah orang-orang yang nekad untuk menghabiskan bulan Januari untuk menulis novel sebanyak minimal 50 kata. Sampai awal Januari, anggota yang masuk ke grup ini sudah lebih dari 200 (jumlah pastinya saya tak tahu). Namun, begitu akhir Januari menjelang, ternyata yang sampai garis finish dengan sukses bisa dihitung dengan jari, jari tangan dan kaki, plus jari tetangga, hehehe...  Nah,  saya termasuk di antaranya, meskipun masuk pada urutan belakangan, dengan jumlah kata yang ngepas, hanya 50 ribu lebih sedikit. Ah, yang penting novelnya jadi, jumlah kata terlewati, walaupun saya tak tahu bagaimana kualitas novel saya itu.

Menulis secara konsisten bukanlah hal yang mudah. Untuk bisa sukses melewati  J50K ini, saya harus mengorbankan kebiasaan saya bersenang-senang di Kompasiana bahkan di facebook pun saya cuma ngintip-intip saja.  Yah, anggap saja puasa, karena kalau tak begitu, fokus saya untuk menulis novel akan terpecah. Lagipula, bukan hanya novel yang mesti saya selesaikan dalam keseharian saya, tetapi juga mengurus anak-anak, mengurus anak mertua, termasuk juga mengurus anak-anak wali murid yang sebentar lagi menjelang ujian.

Bulan Januari memang biasanya bulan yang sungguh sibuk bagi saya. Bagaimana tidak? Awal  semester selalu menjadi waktu yang paling sibuk untuk membuat perangkat pembelajaran. Belum lagi urusan bedah SKL yang dilaksanakan setiap hari MGMP, hari Senin di mana biasanya saya kosong jam sehingga hari Senin ini tak bisa saya manfaatkan untuk menulis. Wah, pokoknya harus mencuri-curi waktu untuk menulis secara konsisten selama satu bulan ini demi menaklukkan Januari 50 K.

Meskipun saya bukan yang pertama sampai di finish, tetap saja saya girang bukan main ketika akhirnya saya bisa menyelesaikan novel ini. Paling tidak, saya tak dapat badge oops! tetapi akan mendapa badge W!n yang nantinya akan saya pasang di PP FB. Wah, lunjak-lunjak, nih. Memang untuk bisa mencapai 50 ribu kata, banyak sekali tantangannya. Di antaranya adalah masalah waktu dan tenaga. Ada juga yang menemui hambatan pada mampatnya ide. Semua bisa terjadi pada setiap penulis.

Nah, di sini saya mau berbagi (cie-cie, saking senangnya) apa yang saya lakukan demi menaklukkan J50K ini.

Pertama, sesuai dengan instruksi dari Mbak G, saya menulis sinopsis. Meskipun nantinya sinopsis ini agak melenceng dari alur cerita,  tetapi paling tidak sinopsis ini kita gunakan sebagai bantuan agar novel kita tak melenceng terlalu jauh dari alur. Sinopsis ini juga yang akan membantu kita ketika kita sampai pada titik nadir untuk melanjutkan menulis.

Kedua, saya membuat kerangka alur.  Untuk mempermudah penulisan, kerangka alur ini saya buat per bab yang nantinya akan saya kembangkan menjadi tulisan yang panjang. Awalnya, saya berencana untuk membuatnya menjadi 30 bab sehingga dalam satu hari target saya menyelesaikan satu bab.  Namun, ternyata susah juga mengulur alur ini, apalagi saya memang tak terbiasa dengan yang panjang-panjang. Akhirnya 20 bab jadi, itu pun sudah dipaksakan.

Ketiga, ketika Januari memasuki hari kedua, saya mulai menulis per bab. Banyak kata, banyak pula aral untuk melanjutkan. Ikut ngintip di grup J50K di FB ternyata membuat saya cukup bersemangat karena banyak teman yang mau berbagi. Saya sendiri tak begitu aktif karena memang waktu yang tak memungkinkan. Ternyata banyak mbak-mbak dan adik-adik yang cukup semangat di sana. Mereka sering kirim link mereka di grup. Saya sendiri hampir tak pernah kirim link karena malu. Terus terang, ini menurut suami saya, dulu ketika ada pembagian jatah malu, katanya saya dapat yang paling banyak, hehehe. Eh, begitu nge-link sekali, ketahuan kalau saya tak dapat pasang logo Januari 50K di wordpress dadakan saya. Ketahuan gapteknya, nih. Akhirnya, agar tak didiskualifikasi oleh admin, saya pun memindahkan ke blogspot saya yang dibuatkan oleh Pak Kepsek. Ternyata lebih mudah upload gambar di sana. Sayangnya, keterbatasan waktu membuat saya belum selesai mindah novel itu. Semoga nanti malam bisa kelar, deh.

Keempat. Cerita selesai sudah. Saya memang tak sempat kehabisan ide tetapi sering kehabisan kata, hehehe. Ide saya mengalir terus di mana pun saya berada. Biasanya saya menuliskannya di HP saya hingga suatu hari memorinya penuh dan nyaris rusak. Untung saja tak jadi. Ah, lega deh. Kesulitan saya, ketika cerita itu sudah sampai ending, tulisan saya belum lagi mencapai 40 kilokata. Masih ada 11 ribu kata lagi yang harus saya tuliskan. Akhirnya, saya bergerilya lagi, membacanya dari awal dan mencoba mengembangkannya dengan menambahkan deskripsi dan dialog. Ternyata berhasil. Tadi malam, sekira pukul 02.o0, saya pun dapat menyelesaikan tulisan saya, sebuah karya masterpiece bagi saya sendiri (hehehe). Saya anggap masterpiece karena selama ini saya tak pernah mimpi bisa membuat novel. Jangankan mimpi, melamun saja tak pernah.

Yups, itu tadi perjuangan saya menaklukkan Januari 50K. Tak hanya nekad, tetapi juga tekad. Apalagi perjuangan memang tak ringan. Meskipun saya yakin kalau karya saya tak bagus, tetapi ini adalah saat-saat di mana saya bisa belajar untuk terus semangat menulis. Ada satu yang juga perlu dijadikan sebagai pegangan, bahwa kita harus disiplin untuk menentukan deadline bagi karya kita. Seperti bulan ini ada target sebulan menyelesaikan novel, untuk selanjutnya mungkin dua atau tiga bulan. Sudah ada ide yang nyangkut di kepala saya saat ini. Nantilah, saya mau istirahat dulu. Menyelesaikan setrikaan yang menggunung dan koreksian dan menumpuk. Setelah itu mau ikutan event-nya Langit di bulan Februari karena saya sudah lama sekali tak bersosialisasi di Kompasiana. Kangen rasanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline