[caption caption="Foto bersama selesai acara - Foto Dian Kelana"][/caption]
Content is the King. Demikian sering diungkapkan oleh para pakar blog. Hal ini pulalah yang saya dapatkan saat mengikuti Kopdar Blogger dengan tema: Digital Marketing Sharing, bersama CNI dan Ani Berta di Burger King, Plaza Festival, Kuningan.
Di awal tahun sembilan puluhan dulu, saya telah mengenal CNI. Sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dengan system MLM. Jauh sebelumnya, semenjak tahun 1982, saya sudah mengenal apa itu bisnis yang memakai sistem MLM, dan setelah mengkaji untung ruginya, saya sudah bertekat tidak akan pernah ikut bermain di bisnis dengan metode berjenjang tersebut. Alhamdulillah, walau begitu banyak godaan dengan segala macam iming-imingnya, saya tak tergiur. Saat itu, menurut pemahaman saya, ikut bisnis MLM tak ubahnya rakyat miskin yang memberi upeti kepada sang raja yang zalim, rakyat menguras tenaga mengais rizki, sementara sang raja tinggal menunggu passive income sambil goyang kaki.
Waktu berjalan, musim berganti. Perkembangan internet yang mulai menerobos Indonesia, yang bermula hanya dikuasai oleh golongan menengah keatas, serta hanya mereka yang mempunyai saluran telepon rumah, pelan tapi pasti mulai mendekati kalangan bawah, melalui jaringan warnet yang tumbuh subur seperti cendawan di musim hujan. Kehadiran internet ini semakin terasa sejak diperkenalkannya smartphone atau telepon pintar. Hal itu semakin diminati lagi dengan hadirnya media social, yang diawali dengan surat menyurat melalui email, lalu diiringi dengan tumbuhnya blog, lalu facebook dan twitter.
Aktifnya saya di dunia maya dan jejaring social media, rupanya mempertemukan saya kembali dengan CNI. Namun CNI yang sekarang tentulah berbeda dengan CNI yang dulu. Dengan semakin berkembangnya dunia bisnis yang memanfaatkan internet sebagai sarana saling bertemunya penjual dan pembeli, bisnis model lama dengan platform MLM, mulai ditinggalkan. Kini CNI hadir dengan system baru yang diperkenalkan dengan system Digital Marketing.
Walau belum sepenuhnya bebas dari system MLM, namun System Digital Marketing yang dikembangkan CNI kini maju jauh lebih pesat. Pemanfaatan social media sebagai arena promosi, baik melalui iklan di facebook ads dan google ads serta menggandeng para blogger sebagai perpanjangan tangan yang lain, membuat CNI melaju dengan kencangnya. Hal ini dibuktikan dengan 40 ribu lebih fanslike mereka di facebook, 20 ribu followers di Twitter, 15 ribu followers di Instagram, 35 ribu kali iklan mereka disaksikan di Youtube dan interaksi di Google plus sebanyak 45 ribu.
Konten-konten creative yang di publish di GeraiCNI.com, kini juga semakin berkembang yang dengan sendirinya meningkatkan penjualan. Begitu juga kesempatan untuk menjadi agen maupun reseller semakin mudah dan terbuka lebar. Hanya dengan melakukan registrasi, seseorang sudah bisa menjadi reseller. Tentu saja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sistem pemesanan dan belanja yang mudah dan sederhana, membuat siapa yang ingin mendapatkan produk-produk CNI kini bisa melakukannya dengan cepat. Melihat Digital Marketing system yang dikembangkan CNI, bila dulu saya akan menghindar jauh, maka kini saya mulai kepincut untuk mendekat dan bergabung. Saya juga ingin menyambut dan memanfaatkan besarnya potensi pasar Indonesia.
Seperti yang dikatakan Niko Riansyah dari Social Media & Community CNI dalam presentasinya, data statistic yang ada menjelaskan bahwa dari 251 juta total populasi di Indonesia, baru sekitar 15% atau 38 juta orang yang aktif menggunakan internet untuk berbagai keperluan, tapi ada 62 juta orang aktif menggunakan facebook, dan jumlah mobile device jauh lebih banyak dari jumlah populasi yaitu 281 juta buah, hal itu terjadi karena satu orang bisa memiliki lebih dari satu handphone.
[caption caption="Niko Riansyah, CNI"]
[/caption]