Lihat ke Halaman Asli

Aku Perempuan: Derita yang Tak Terucap

Diperbarui: 15 Maret 2024   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku perempuan
Hati dan ragaku rapuh berdiri
Dalam cengkeraman dan rintihan luka yang tak terkira
Rahasia kelam menggelayut di sudut hati

Aku perempuan, tak lagi hanya nama
Tapi simbol derita dan lara
Dalam diamku, bisikan pun tak berani terucap
Rintihan jiwa yang kian terpenjara

Bibirku terkunci rapat
Menutup cerita yang tak terucap
Mataku terpaku pada bayang hitam
Membenam dalam sunyi, dalam lamun pilu


Aku perempuan, bukan hanya ragawi
Tapi jiwa yang terkoyak lara
Dalam kamar gelap, angan pun terkubur
Di antara dinding-dinding yang berbisik

Namun, dalam sunyi aku bangkit
Menguatkan langkah kaki
Agar tegar dalam menjalani hari
Mengangkat diri dari puing-puing luka
Menjadi kisah kekuatan yang tak terpadamkan
Aku Perempuan, merajut lagi mimpi-mimpi indah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline