Anemia atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah, merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) di dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh sehingga kebutuhan oksigen jaringan tidak terpenuhi.
Gejala anemia dapat menyerang siapa saja tanpa melihat usia, jenis kelamin maupun etnis. Gejala anemia bergantung pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia. Gejala ini muncul sebagai akibat berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan, sehingga gejala anemia dapat dirasakan pada berbagai sistem atau organ di dalam tubuh.
Gejala utamanya adalah pucat, lesu, lemah, kram otot, sesak pada saat beraktifitas, jantung berdebar dan pusing. Pada anemia berat atau anemia yang disebabkan oleh perdarahan akut, gejala yang terjadi dapat lebih berat dan mengancam jiwa seperti penurunan kesadaran, gangguan irama jantung, gagal jantung dan kematian.
Para wanita, anak kecil dan orang dengan penyakit jangka panjang merupakan golongan yang lebih rentan mengalami anemia. Kelompok wanita yang dimaksud adalah wanita usia subur dan wanita hamil. Dampak anemia bagi ibu hamil cukup berbahaya diantaranya dapat menyebabkan pre-eklamesia, infeksi, perdarahan pasca kehamilan, gangguan fungsi jantung, gangguan pertumbuhan janin hingga bayi lahir prematur.
Bayi dan anak-anak usia pertumbuhan juga memiliki risiko tinggi mengalami anemia terutama anemia gizi akibat kekurangan zat besi. Hal ini dikarenakan anak-anak yang sering kali memilih-milih makanan, asupan makanan yang tidak bervariasi, kondisi tertentu yang menyebabkan gangguan penyerapan dan alergi makanan sumber zat besi.
Tidak hanya anak-anak, orang dewasa yang lebih tua juga memiliki risiko anemia yang lebih besar karena mereka lebih mungkin mengalami penyakit ginjal atau kondisi medis kronis lainnya. Anemia harus segera diatasi karena dapat memperburuk kondisi kesehatan apabila tidak segera diobati.
Anemia memiliki banyak jenis dan penyebab. Berdasarkan penyebab anemia, maka anemia dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu anemia akibat perdarahan; anemia gizi (anemia defisiensi besi, anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12); anemia pada penyakit kronik (anemia pada infeksi HIV, pada penyakit rematik, anemia pada keganasan dan lain-lain); dan anemia akibat kegagalan produksi sel darah merah di sumsum tulang.
Jika dilihat dari dietary factors, anemia juga disebabkan beberapa factor, seperti kurangnya asupan zat besi dan vitamin C; konsumsi fitat berlebih yang menyebabkan tubuh kesulitan menyerap kalsium, zat besi, zat magnesium, dan zinc yang diperlukan tubuh serta terlalu sering mengonsumsi teh atau kopi berlebihan; dan melakukan fad diets atau diet jangka pendek tanpa memperhatikan asupan gizi yang masuk dalam tubuh.
Anemia yang paling banyak ditemukan di Indonesia adalah anemia defisiensi besi, diikuti oleh anemia pada penyakit kronis. Pada anemia defisiensi besi terdapat penurunan zat besi yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Anemia pada penyakit kronik terjadi gangguan dalam penggunaan zat besi untuk pembentukan hemoglobin.