Lihat ke Halaman Asli

Dian Eka Safitri

Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia

Mimpi Harga Mati: Mantra Pejuang Mimpi Anak Daerah Melalui Pemberdayaan Pendidikan

Diperbarui: 17 Desember 2021   02:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Pendidikan sebagai salah satu wahana berpengetahuan menjadi sektor yang strategis untuk disoroti. Di Indonesia, pendidikan masih menyimpan beragam persoalan pelik, termasuk di dalamnya pendidikan daerah yang ternyata masih diwarnai dengan beragam kesenjangan jika dibandingkan dengan pendidikan di kota. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Syaharani dan Nurani pada tahun 2019 bertajuk "Kesenjangan Mutu Pendidikan antara Desa dan Kota" mengungkap bahwa anak-anak di kota memiliki kesempatan menempuh pendidikan yang berkualitas dan layak, didukung dengan fasilitas, sarana dan prasarana, serta tenaga pendidik yang memadai, terdapat motivasi tinggi untuk menempuh pendidikan, dan umumnya anak-anak di kota memiliki capaian prestasi yang relatif baik dan stabil. 

Sementara itu, banyak kondisi yang bertolak belakang dengan pendidikan di desa yang terbatas dari segi fasilitas, sarana dan prasarana, serta tenaga pendidik, anak-anak desa kurang memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan yang berkualitas, minimnya dukungan sekitar untuk menempuh pendidikan, pencapaian prestasi siswa tidak memuaskan karena rendahnya sarana fisik, tenaga pendidik, serta faktor lingkungan yang menghambat pengembangan kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi siswa.

Berbagai kesenjangan dalam dunia pendidikan di Indonesia ini akan menghambat perkembangan bangsa apabila tidak dicari solusinya, mengingat pendidikan menjadi salah satu muara pembangunan bangsa. 

Hal ini menjadi pemantik bagi sekelompok pemuda Banyuwangi untuk menginisiasi pendirian sebuah platform pemberdayaan pendidikan daerah bernama mimpee.id. Sejak Mei 2021, mimpee.id  hadir guna mendukung optimalisasi pendidikan daerah berbasis sosial dan nonprofit. 

Pembuatan platform ini mengusung urgensi meminimalisasi  kesenjangan yang ada antara pendidikan di daerah dengan pendidikan di kota sehingga diharapkan dapat membantu perwujudan Sustainable Development Goals poin 10, yaitu mengurangi ketimpangan. 

Platform ini juga berusaha untuk membantu meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan di daerah dengan mengimplementasikan berbagai program unggulan sebagai wadah pengembangan diri generasi daerah dan diharapkan mampu menunjang perwujudan Sustainable Development Goals poin 4, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk saat ini, platform ini berfokus pada pelajar (SD/SMP/SMA/Sederajat) di Banyuwangi.

Mimpi Harga Mati menjadi mantra yang diamini sejak awal pendirian platform ini. Pada dasarnya, setiap generasi daerah potensial sehingga mimpi anak daerah layak untuk diperjuangkan. Gayung bersambut, ternyata kehadiran mimpee.id mendapatkan respon positif dari pelajar Banyuwangi yang telah merasakan manfaat dari mimpee.id. 

"Semoga berkembang lebih besar, semoga enggak anak Banyuwangi saja yang ikut program ini, di luar Banyuwangi juga harus mengenal dan mengikuti program mimpee ini. Love youuuuuuuuuuuu mimpee. Semoga dari ini mimpiku tercapai. Amin", tutur Diaz Rahmi Azzahro, pelajar SMAN 2 Taruna Bhayangkara yang menjadi Entrepreneurship Mentee dalam program Soft Skill Mentorship yang diselenggarakan oleh mimpee.id.

Logo mimpee.id

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline