Beda negara beda juga hari perayaannya, kebetulan hari ini tanggal 22 Desember dua moment penting yang perlu kita ketahui yakni perayaan hari ibu dan juga merupakan hari Dongji yang sering diperingati oleh masyarakat Korea dan Tionghoa sebagai hari terpendek / malam panjang. Saat ini saya akan mengupas ritual dan kepercayaan apa saja yang dilakukan masyarakat Korea dan Tionghoa dalam memperingati hari Dongji tersebut.
Perayaan tradisional Dongji di Namsangol Hanok Village
Pada umumnya masyarakat Korea merayakan hari Dongji sebagai “ a little new year’s day” atau yang sering disebut sebagai permulaan tahun baru dengan tradisi bertukar kalender. Salah satu yang menjadi tradisi di Hari Dongji yakni adalah Patjuk atau Sup Kacang Merah salah satu alasan mengapa sup kacang merah ini sangat identik dengan hari Dongji ialah karena masyaraka Korea Percaya bahwa Kacang merah memiliki kekuatan untuk mengusir roh jahat.
Patjuk/Bubur Kacang Merah
Roh jahat sangat benci dengan warna terang seperti merah, malam Dongji juga disebutkan bahwa roh jahat tengah aktif di malam tersebut. Itulah sebab mengapa jaman dulunya masyarakat korea sering menaburkan sup kacang merah di sekitar rumah dan pohon-pohon besar disekitarya. Perayaan Hari Dongji ini umumnya jatuh pada tanggal 22 Desember, kendatipun perayaan Dongji bisa jatuh diluar tanggal 22 Desember. Berikut ini adalah resep Patjuk Yang saya dapat dari www.visitkorea.or.kr Bahan • ketan beras (1 cangkir) • Merah kacang (2cups) • Air (20 cangkir) • Merah kacang, air rebus (14 cangkir) • tepung beras Ketan (2 cangkir) • Garam (1 / 3 sendok makan kecil) • Air (3 sendok) • Garam (1 / 2 sendok makan) Cara Membuat: 1.Rendam kacang merah (selama 1 jam lalu rebus). 2. Ambil kacang merah dan kupas kulitnya. (ingat teksturnya akan sangat lembut) 3. Rebus kacang merah kembali dengan ditambahkan garam 4. Bentuk bola-bola dari tepung beras dan kemudian tambahkan ke rebusan kacang merah tadi.
Festival DongZhi di Tionghoa
Selain Korea, masyarakat Tionghoa juga melakukan perayaan tersebut dengan tradisi yang hampir sama namun sedikit berbeda. Pada intinya hari DongZhi dilakukan masyarakat Tionghoa ini sering disebut “ Winter Solstice”. Kata Solstice berasal dari kata “Solstitium”, yang merupakan kata latin. Solstitium, berasal dari kata latin “ Sol” atau matahari , dan “stitium” yang diterjemahkan untuk berhenti. Ketika solstice terjadi, matahari tampak seperti yang telah dilakukan persis seperti itu. Mencapai ketinggian yang hampir sama pada siang hari setiap hari selama beberapa hari sebelum dan setelah solstice. Perayaan ini pun tak terlepas dengan adanya Festival DongZhi atau Perayaan Musim Dingin adalah satu dari perayaan penting masyarakat Tionghoa yang dirayakan pada siklus DongZhi. Masyarakat Tionghoa membagi musim dalam satu tahuh kedalam dua puluh empat siklus. Kebetulan hari DongZhi adalah siklus ke-22, namun untuk festival DongZhi sendiri tak harus bertepatan dengan tanggal 22 Desember. Festival ini merupakan festival yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Tionghoa sebagai sarana berkumpul bagi seluruh anggota keluarga.
Tangyuan
Salah satu makanan tradisi di hari DongZhi yakni Tangyuan. Tangyuan merupakan hidangan berbentuk bola-bola dari beras ketan yang melambangkan persatuan. Sebagian bola-bola pada makanan ini ada yang bentuk besar dan ada juga yang kecil. Tongyan ini juga terbuat dari beras ketan ada yang berisikan kacang tumbuk atau selai kacang merah namun ada juga yang tanpa isi. Air Tangyuan ini terbuat dari jahe dan gula disamping itu Tangyuan pun mampu menghangatkan tubuh. Berikut ini resep membuat Tangyuan yang saya dapat dari www.erabaru.net: Bahan : - 150 g tepung beras ketan. - 1 sdt garam - 125 ml air - 1 sdt air kapur sirih - pewarna hijau dan merah Air Gula: - 500 ml air - 200 g gula pasir (atau gula batu) Air Jahe: - 1 liter air - 8 cm jahe, bakar, memarkan - 2 batang serai, memarkan - 2 lembar daun pandan, potong-potong Cara membuat: 1. Aduk semua bahan hingga rata. Bagi menjadi dua bagian, beri pewarna, aduk rata.Bentuk menjadi bulatan kecil-kecil. Sisihkan. 2.Didihkan air, rebus bola-bola hingga mengapung. Angkat, tiriskan. 3.Rendam bola-bola dalam air gula. Penyajian: Taruh tangyuan berikut air gula dalam mangkuk-mangkuk saji. Tuangi air jahe, sajikan. Apabila memakan Tangyuan ini, masyarakat Tionghoa percaya bahwa memakannya akan memperpanjang umur. Contohnya umur kita 20 tahun tepatnya memakanan Tangyuan ini sebanyak 20 Butir dan ditambah 1 butir onde sebagai lambang pertambahan usia. Setelah hari perayaan biasanya siang hari berangsur-angsur menjadi lebih panjang, sehingga energi positif juga mulai megalir masuk. Masyarakat Tionghoa juga melambangkannya dengan lambang huruf dalam heksagram I-Ching: fu ( Kembali Lagi). Oya untuk mengupas lebih dalam lagi tentang hari Dongji ini kalian juga bisa lihat di www.visitkorea.or.kr atau di Facebook Fanpage Korea Tourism Organization Indonesia. Semoga bermanfaat ^^. sumber: http://dianeaninditya.wordpress.com/2011/12/22/mengenal-perayaan-hari-dongjidongzhi-masyarakat-korea-dan-tionghoa/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H