Lihat ke Halaman Asli

Tragedi Stadion Kanjuruhan

Diperbarui: 14 September 2023   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berita duka yang menimpa dunia sepak bola dan menjadi bahan pembicaraan banyak publik akhir akhir ini

PEMBUKA

Tragedi di Stadion Kanjuruhan menggemparkan dunia penyebab utama terjadinya tragedi yang menewaskan banyak orang berawal dari suporter tim Arema yang tidak terima bahwa tim kesayangan nya kalah dalam pertandingan sehingga terjadi kericuhan yang menyebabkan aparat keamanan bertindak dengan menyemprotkan gas air mata padahal tindakan tersebut dilarang dalam aturan Federation Internasional Football Association atau biasa di sebut (FIFA), kejadian ini mendapat banyak perhatian publik dari dalam negri maupun luar negeri,tragedi ini meninggalkan luka bagi seluruh dunia.

ISI

Bermula dengan digelarnya pertandingan antara Persebaya dan Arema dengan mencetak skor 3-2, untuk kemenangan Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022 tak di sangka sangka hal tersebut menjadi malapetaka bagi para suporter disana penyebab utamanya adalah suporter dari tim Arema yang tidak terima bahwa tim kesayangan nya kalah dengan merangsak masuk ke dalam lapangan tak lama setelah wasit meniupkan peluit panjang lalu mereka ricuh dengan aparat keamanan, mencoba mengendalikan situasi dengan menembakan gas air mata yang di larang penggunaan nya oleh FIFA tindakan anarkis ini mengakibatkan kan tidak terkendalinya sistem keamanan menyebabkan bentrokan antara aparat dengan para suporter, kronologi ini dinyatakan langsung oleh para saksi yang lolos dari tragedi tersebut.

puluhan gas air mata di tembakan ke arah suporter di setiap sudut lapangan telah di kelilingi gas air mata ada juga yang ditembakan langsung ke arah Tribun penonton yaitu Tribun 10 oleh karena itu banyak jumlah korban yang meninggal dunia akibat dari Tragedi ini bertotal kan 131 orang akibat mengalami sesak nafas,hal tersebut dinyatakan oleh Kapolri Jenderal Polsetyo Sigit Prabowo

PENUTUP DAN KESIMPULAN 

Tragedi besar dalam sejarah sepak bola dunia semoga tidak terulang kembali dan dapat menjadi evaluasi bagi para aparat keamanan,karena bagi para penonton tidak ada pertandingan yang bisa dibayar dengan nyawa.

trauma dan duka masyarakat terutama korban dan keluarganya tidak akan bisa terobati, diharapkan agar kasus ini dapat di usut tuntas sehingga pihak yang bersangkutan dapat bertanggung jawab atas kelalaian yang terjadi semoga dengan adanya tindakan tersebut dapat mengurangi kesedihan masyarakat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline