Lihat ke Halaman Asli

Dian Burhani

Science writer

What to do setelah sampai di Groningen (Part 1)

Diperbarui: 21 Agustus 2022   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kincir Angin di Perjalanan Kereta dari Schipol ke Groningen/Dok pribadi

                                                                  

Mau mulai nulis lagii. Beberapa minggu meluangkan waktu WFH dan lebih fokus untuk persiapan keberangkatan ke Groningen, malah bikin jadi addict nonton Disney hot star dan scrolling instagram. Hahaha. Jadilah, sekarang karena masih banyak waktu lowong, waktunya menyalurkan hobi lama. Journaling. Semoga informasi dan pengalaman persiapan keberangkatan saya bisa bermanfaat untuk teman-teman yang ingin mencari tau apa saja sih persiapan yang harus dilakukan sebelum dan sesampainya di Groningen, Belanda.

Mau cerita darimana ya? 

Mulai dari dokumen barangkali ya. Untungnya untuk Ph.D student sangat terbantu oleh kampus dalam permasalahan dokumen. Untuk Visa, misalnya. Sekretaris jurusan di kampus saya yang mengurus hampir semuanya. Saya hanya diminta untuk mengirimkan dokumen seperti paspor yang masih berlaku, sertifikat IELTS dan ijazah pendidikan terakhir. Kemudian saya diemail oleh imigrasi Belanda untuk mengisi form dan mengirimkan dokumen. Beberapa waktu kemudian, saya diinfokan kalo visa saya sedang diproses di Kedutaan Belanda. Setelah proses visa di Kedutaan Belanda di Indonesia selesai, saya kemudian membuat appointment melalui link

Setelah dapat schedule untuk appointment, barulah saya ke Kedutaan Belanda yang ada di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. Disana saya melakukan biomimetric (scan sidik jari). Dua hari kemudian visa nya sudah jadi. Oh, ya sebelumnya jangan lupa untuk mengurus apostille dulu. Apostile ini nantinya berguna untuk mengurus gementee (residence permit dan BSN. BSN itu kayak social security number yang diperlukan untuk membuka rekening di Bank Belanda).

Apostille semacam legalisir dokumen. Kalo dulu kita harus legalisir akte kelahiran dari mulai di Kemenkumham, Kemenlu baru kemudian terakhir di kedutaan. Buku nikah apalagi, dimulai dari Kementerian Agama, terus ke Kemenkumham, lanjut Kemenlu dan Kedubes. 

Nah, sekarang untuk Belanda dan negara-negara lainnya (silahkan cek di Google negara mana aja), kita ga perlu legalisir di beberapa Kementerian itu. Cukup lewat link Apostille AHU. Bikin akun, isi form kemudian upload dokumen. Tunggu selama paling cepat seminggu. Setelah itu notifikasi akan dikirim lewat akun web dan juga email kalo Apostille kita sudah jadi dan kita harus membayar fee dengan deadline. Untuk satu dokumen dikenakan biaya Rp. 150.000. Pastikan bayarnya sebelum deadline ya.

Apostile sudah jadi dan Visapun selesai, langkah selanjutnya mencari tiket penerbangan. Harga tiket pesawat untuk bulan Agustus ini gila-gilaan naiknya. Alhamdulillah beasiswa saya (LPDP) menfasilitasi awardee nya untuk pembelian tiket melalui LPDP. Soalnya kalo reimburse, lumayam juga. 21 juta. Huhuhu.

 Kemarin itu saya menggunakan pesawat Emirates dengan jadwal penerbangan 00.40 WIB, transit di Dubai kira-kira 3.5 jam dan sampai di Belanda jam 13.05 waktu setempat. Emirates Airlines menurut saya recommended. Pelayanannya memuaskan. Bersih. Makanannya juga lumayan enak. 

Di pesawat yang dari Dubai ke Amsterdam malah ada NDS nya, jadi kalo yang udah bosan nonton bisa main games juga. Tapi rasanya emang lamaaa bangett. Untungnya saya ada teman seperjalanan. Kalo ga lumayan geje juga. Awkward sendirian. 

Untuk bagasinya kita diperbolehkan membawa koper dengan maks berat 35 kg dan satu tas di kabin dengan berat 7 kg. Saya sendiri mepet di 31 kg. Tapi sepertinya kalo student kita masih bisa lolos sih, seperti teman saya yang bagasinya melebihi 42 kg. Tapi sebaiknya diusahakan sesuai dengan peraturan yaaa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline