Lihat ke Halaman Asli

Diana Ratri

Praktisi Psikologi Industri dan Organisasi yang menekuni bidang pengembangan karier

Siapkah Memberikan Kesempatan Kedua Setelah Pengkhianatan?

Diperbarui: 9 September 2020   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

clearvoice.com

Satu kenyataan buruk yang tak pernah diinginkan seorang pun di dunia adalah dikhianati. Terlebih dalam sebuah hubungan, akan sangat menyakitkan dan membuat tidak nyaman jika pengkhianatan dilakukan oleh pasangan yang telah kita percaya.

Hal tersebut tentu membuat kita merasa hancur. Namun karena berbagai hal, terkadang kita memiliki keinginan untuk memberikan kesempatan kedua sebagai sebuah cara yang perlu dilalui.

Proses yang tidak mudah memang. Namun, bukan tentang pilihan untuk memberi kesempatan ini yang terpenting. Konsekuensi dari hal tersebutlah yang perlu kita pahami sehingga kita bisa menjadi pribadi yang lebih siap untuk memberikan kesempatan kedua.

Tak dipungkiri bahwa kita akan merasa khawatir apakah kita bisa membangun kepercayaan setelah dicurangi? Berbagai prinsip dalam kehidupan telah mengajarkan kepada kita bahwa kepercayaan adalah pondasi dalam membangun hubungan yang sehat.

Lalu apa yang perlu kita lakukan saat pondasi itu dihancurkan? Kita perlu berusaha keras untuk membangun kembali kepercayaan. Hal ini memang tidak mudah, namun hal ini masih mungkin untuk kita lakukan.

Ada banyak orang yang tetap masih ingin mempertahankan hubungan dengan pasangannya setelah terjadinya pengkhianatan atau perselingkuhan. Para peneliti menyebutkan sekitar 60% hingga 75% pasangan ingin mempertahankan hubungan.

Tak hanya sekedar bertahan, bahkan kita juga membutuhkan hubungan kita tumbuh menjadi penuh kasih sayang dan saling percaya seperti dulu. Mari kita belajar bersama untuk membangun kembali kepercayaan yang sempat terluka. Lalu apa saja yang perlu kita lakukan?

Terbuka terhadap emosi yang ada di dalam diri
Kadang ada orang-orang yang menahan emosi yang ada di dalam mereka dan berpikir bahwa hal tersebut adalah cara terbaik.

Meneriaki pasangan sekuat tenaga memang bukan merupakan langkah yang tepat. Menyakiti pasangan pun bisa jadi menyakiti diri kita sendiri. Bisa jadi hal tersebut justru akan menjadi hal yang kita sesali di kemudian hari.

Proses yang perlu dilakukan adalah membuat pasangan kita mengetahui secara tepat bagaimana perasaan kita setelah mendapatkan pengkhianatan. Kita boleh menangis, berduka, dan membicarakan rasa sakit itu.

Mengendalikan emosi dan membicarakan secara terbuka bersama pasangan dapat mengurangi penghalang komunikasi dalam hubungan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline