Pendidikan yang setara adalah hak asasi untuk setiap anak, tidak terkecuali bagi anak disabilitas. Akan tetapi, mereka harus berjuang menghadapi berbagai tantangan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi. Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi, banyak anak disabilitas yang tidak mendapat akses pendidikan yang memadai. Penyebab dari ketidaksetaraan dalam pendidikan pada anak disabilitas adalah kurangnya fasilitas yang diberikan institusi pendidikan untuk mendukung media belajar anak disabilitas seperti pembelajaran Braille, atau guru dengan keahlian khusus dan stigma sosial yang sering menganggap anak disabilitas tidak mampu mengikuti pendidikan formal.
Pendidikan yang inklusif akan memberikan solusi untuk membangun kesetaraan kepada anak disabilitas. Dengan menyediakan pendidikan yang ramah disabilitas akan membuat mereka bisa belajar dengan anak-anak lainnya di lingkungan yang mendukung. Membangun pendidikan yang ramah lingkungan akan menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan bebas dari stigma.
Institusi pendidikan harus dilengkapi dengan infrastuktur yang memadai, seperti alat bantu belajar, pelatihan untuk guru, dan lingkungan yang ramah disabilitas. Fasilitas-fasilitas tersebut sudah bisa ditemui di kampus universitas sebelas maret atau biasa disingkat UNS yang telah memberikan upaya nyata dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi mahasiswa penyandang disabilitas. UNS sebagai salah satu institusi pendidikan paham bahwa kesetaraan dalam hal pendidikan sangat mendasar, dan untuk menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, dukungan konkret harus diberikan baik dalam bentuk infrastruktur maupun kebijakan yang inklusif. Langkah ini tidak hanya membuka pintu pendidikan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa disabilitas dalam berinteraksi di lingkungan yang terbuka bagi semua orang.
Salah satu kendala utama yang dihadapi mahasiswa disabilitas adalah aksesibilitas. Fasilitas di kampus seperti gedung dan ruang kelas sering kali tidak dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan khusus, seperti kursi roda atau keterbatasan visual. UNS telah berupaya menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas, termasuk ramp dan lift khusus, serta jalur pedestrian yang memungkinkan pengguna kursi roda untuk beraktivitas dengan nyaman. Fasilitas-fasilitas ini bertujuan untuk mendukung mobilitas mahasiswa disabilitas agar mereka dapat melakukan aktifitas yang lebih nyaman di kampus. Selain itu, area parkir khusus disediakan bagi mereka, memperlihatkan bahwa UNS serius dalam mendukung kemudahan akses fisik untuk mahasiswa disabilitas.
Di Fakultas Teknik, UNS juga menawarkan mata kuliah Universal Design untuk mengajarkan mahasiswa mendesain bangunan yang inklusif dan ramah bagi semua pengguna. Hal ini mencakup pemahaman mendalam tentang desain lingkungan yang dapat diakses secara mandiri oleh penyandang disabilitas
UNS juga memperhatikan kebutuhan akan orientasi dan adaptasi sosial yang baik untuk mahasiswa baru penyandang disabilitas. Melalui program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang inklusif, mahasiswa disabilitas diberikan orientasi khusus yang membantu mereka memahami seluk-beluk kampus. PKKMB di UNS bukan hanya sekadar memperkenalkan fasilitas kampus, namun juga mengajak seluruh mahasiswa untuk memahami pentingnya budaya inklusif. Program ini bertujuan menciptakan lingkungan sosial yang mendukung dan menghargai keberagaman, memungkinkan mahasiswa disabilitas untuk berinteraksi dengan rekan-rekan mereka secara setara. Tidak hanya itu, UNS juga menyediakan program seperti Forum Relawan untuk Mahasiswa Disabilitas, yang bertujuan membangun jejaring dukungan sosial. Program ini membantu mahasiswa beradaptasi dengan lingkungan kampus dan mengurangi hambatan sosial. Upaya ini menunjukkan bahwa UNS tidak hanya menyediakan akses fisik, tetapi juga membangun lingkungan sosial yang inklusif.
Selain itu, UNS telah menerapkan kebijakan afirmasi dalam proses penerimaan mahasiswa baru, memberikan kesempatan khusus bagi mahasiswa disabilitas untuk mengikuti seleksi jalur afirmasi. Jalur ini memberikan peluang bagi mahasiswa dengan kebutuhan khusus untuk diterima di kampus tanpa diskriminasi. Hal ini menunjukkan bahwa UNS menghargai potensi akademik mahasiswa disabilitas dan memberikan mereka kesempatan untuk berkembang. UNS juga berkomitmen agar mahasiswa disabilitas bisa berprestasi tanpa dihambat keterbatasan fisik, membuktikan bahwa pendidikan tinggi adalah hak bagi semua orang, tanpa kecuali.
Dengan komitmen dan upaya yang terus dilakukan, UNS mengembangkan berbagai infrastruktur dan kebijakan inklusif yang memungkinkan seluruh mahasiswanya mendapatkan pengalaman pendidikan yang setara. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari visi besar UNS dalam mewujudkan kampus yang benar-benar inklusif. Kampus ini berusaha menjadi lingkungan yang ramah, mendukung, dan memahami kebutuhan mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas. Visi UNS ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk lebih memperhatikan kebutuhan mahasiswa disabilitas, sehingga mereka juga bisa merasakan pendidikan tinggi tanpa hambatan yang berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H