Lihat ke Halaman Asli

Diana Putri Cahyadi

Diana Putri Cahyadi

Sejarah dan Kearifan Lokal di Kota Kara Kabupaten Bintan

Diperbarui: 18 Juni 2022   12:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Diana Putri Cahyadi

Kota Kara adalah suatu tempat peninggalan sejarah yang adi bintan tepat Lokasinya berada di Bujok yang sekarang terletak di dalam wilayah administratif Desa Bintan Buyu, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan. Dari pantaun Tanjungpinang Pos yang melakukan kunjungan ke Bintan Buyu, sekarang desa yang disebut termasuk salah satu peninggalan sejarah Kota Kara itu sedang disiapkan sebagai pusat pemerintah Kabupaten Bintan.

Bujok diyakini sebagai lokasi Kota Kara menurut cerita pusaka yang diwariskan secara turun menurun, terdapat empat buah makam yang terletak dalam sebuah komplek dipagari tembok.  

Keadaan atau kondisi kota kara sekarang masih dibilang terawat, karena penduduk di daerah sana masih saling menjaga kelesatarian budayanya, terkadang mereka mengadakan setiap bulan untuk saling bergotong royong secara Bersama , dengan cara membagikan tugas masing, ada yang memebersihkan bangunanya kota kara yang tertua ada juga yang memberisihkan di daerah pemakamam.


Sehingga terawatnya kota kara disana masih ada juga Peninggalan-peninggalan yang masih dilestarikan sampai sekarang oleh masyarakat dan pemerintah setempat yaitu sebagai berikut :

Untuk melestarikan budaya masyarakat Melayu yang ada di Bintan akhirnya pada tahun 2013 pemerintah Kabupaten Bintan merenovasi puing-puing bangunan menjadi sebuah bangunan yang mirip dengan kerajaan bintan terdahulu. Awalnya mereka ingin membuat bangunan tersebut mirip dengan aslinya, namun dikarenakan kerajaan aslinya ada di Malaysia dan pemerintah Malaysia tidak memberikan design bangunan aslinya maka pemerintah Kabupaten Bintan membangun kembali bangunan yang hanya diperkirakan mirip dengan aslinya, Didalam bangunan tersebut masih tersisa empat tiang Kerajaan Bintan, tetapi dikarenakan waktu yang sudah terlalu lama akhirnya tiang tersebut lapuk dan runtuh.


Menurut warga setempat, bangunan ini hanya digunakan setahun sekali pada saat acara Mandi Sapar. Acara Mandi Sapar ini dilakukan di dua tempat, yaitu bangunan Kota Kora dan Gunung Bintan. Di bangunan Kota Kora warga melakukan acara kenduri Sapar kemudian dilanjutkan dengan acara Mandi Sapar di Gunung Bintan.

Ada Makam ditempat tesrbut yaitu tempat peristirahatan terakhir dari Wan Sri Beni, yang merupakan keturunan raja Bintan pertama. Makam ini terletak di kaki Gunung Bintan. Meskipun letak makam ini cukup jauh dari keramaian, namun masih ada beberapa penduduk yang datang dan menaruh persembahan di makam tersebut. Karena itu udah menjadi adat istiadat disana untuk memberikan persemabahan atau juga disebut sebagai kepercayaan mereka. Di makam itu juga ada makan Puteri Bintan, beserta Panglima Laksmana Andak. Panglima Laksmana Andak ini juga adalah menantu dari dari Wan Sri Beni yaitu suami dari Putri Bintan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline