Randusari, Semarang (25/12) - Dunia digital saat ini semakin berkembang, dari tempat berbagi informasi hingga media sosial yang dapat digunakan dalam beberapa hal. Dengan berkembangnya dunia digital ini dapat memudahkan orang untuk mengetahui informasi. Dengan berkambangnya dunia digital untuk bertukar informasi tersebut, mahasiswa KKN Tematik Universitas Negeri Diponegoro (UNDIP) bekerjasama dengan Exovillage untuk memberikan informasi mengenai dunia pariwisata.
KKN Tematik UNDIP sendiri, memilih bekerjasama dengan Exovillage karena mereka membuat sebuah wadah yang berbentuk media sosial Instagram dan Website yang berisi tentang pariwisata di Indonesia. Dimana, dapat memudahkan masyarakat untuk mengetahui informasi pariwisata di Indonesia, khususnya di kota Semarang sendiri, karena mereka bekerjasama dengan mahasiswa UNDIP yang berbasis di Semarang. Di KKN Tematik tahun ini, Diana Puspita Indrati salah satu mahasiswa UNDIP membahas salah satu tempat pariwisata di Semarang, yang tepatnya di Kelurahan Randusari, yang melingkupi pariwisata berupa Kampung Pelangi.
Kampung Pelangi merupakan tempat pariwisata yang cukup unik di Semarang. Berlatar belakang dari desa bernama Wonosari, sebuah perkampungan yang kumuh dan padat. Diubah berkat ide dan gagasan dari Pak Slamet, seorang penduduk sekitar yang juga seorang kepala sekolah SMP, untuk merapikan dan membersihkan kampungnya agar tidak terlihat kumuh, dan bisa menjadi daya tarik tersendiri. Dengan memberi sentuhan warna - warna cat dibangunan-bangunan rumah warga sekitar, dijalanan sekitar, dan memberi sedikit hiasan yang berwarna juga, seperti lampu jalan dan hiasan payung - payung yang berwarna memberi kesan sebuah perkampungan yang menarik untuk dijadikan spot foto, terlebih saat ini banyak orang yang mencari tempat untuk berfoto agar dapat di upload ke media sosial seperti Instagram.
Kampung Pelangi sendiri terletak di Kelurahan Randusari, Semarang, sebuah perkampungan ditengah kota. Selain Kampung Pelangi yang menjadi daya tarik atau destinasi wisata, di Kelurahan Randusari sendiri juga mempunyai daya tarik lain. Disana terdapat sebuah taman juga yang bisa dijadikan untuk tempat nongkrong kaula muda di Semarang, yang bernama Taman Kasmaran.
Selain bisa untuk tempat nongkrong, taman Kasmaran juga bisa dijadikan sebagai spot foto. Selain taman Kasmaran, di Kelurahan Randusari juga terdapat sebuah UMKM berupa penjual bunga dan karangan bunga, yang terletak dibawah Kampung Pelangi.
Tidak hanya UMKM itu, Kelurahan Randusari juga memiliki UMKM berupa pedagang makanan, di Taman Kasmaran, jadi setiap wisatawan yang kesana dapat mencicipi jajanan disana setelah menghabiskan waktu untuk berfoto di Kampung Pelangi. Disana juga terdapat Microlibrary Warak Kayu, yang memiliki fungsi sebuah tempat yang multi-fungsi dan juga perpustakaan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak. Dengan memanfaatkan limbah kayu dari pabrik yang sudah ditidak dipakai, SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesia merancang arsitektur bangunan tersebut.
Diana, sebagai peserta KKN Tematik UNDIP x Exovillage ikut berpartisipasi untuk mengembangkan destinasi wisata di Kelurahan Randusari, melalui program kerja yang sudah dia buat. Dalam hal ini program kerja yang dia buat ialah, bagaimana cara masyarakat Randusari dapat memanfaatkan media sosial yang ada, terlebih dengan semakin berkembangnya digitalisasi yang ada. Dengan begitu masyarakat Randusari bisa memberikan informasi melalui media sosial secara mandiri seperti Instagram dan website dari Exovillage. Informasi yang dapat dibagikan seperti kampung tematik Kampung Pelangi, Microlibrary Warak Kayu, UMKM yang ada disekitar, hingga tempat ibadah disekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H