Foto BersamaPara Pengelola Daur Ulang Sampah Dari Jakarta, Bekasi , Indramayu Dengan ADUPI
Bagi saya ini merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga untuk dapat hadir dalam acara Silaturahmi dan Sharing antara para pengelola Daur Ulang Sampah dengan Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Sampah Indonesia Ibu Christine Halim dan Ketua ADUPI Jabotabek Bapak Morton L. Tobing.SH yang telah dilaksanakan pada tanggal 07 Mei 2016 , hari Sabtu lalu, bertempat di Markas Bank Sampah My Darling yang di Bina oleh Ibu Yeni Mulyani Hidayat yang berlokasi di Jl. Sutan Agung No 20 Kelurahan Guntur Kecamatan Setia Budi Jakarta Selatan.
Sebenarnya kehadiran saya di forum silaturahmi ini merupakan kebetulan semata, karena sudah lama saya ingin berkunjung ke Bank Sampah My Darling untuk belajar membuat berbagai macam aneka kreasi barang-barang yang memiliki nilai jual yang terbuat dari daur ulang sampah plastik dan koran. Namun saat saya berkunjung , ternyata para Pengelola Daur Sampah ini sedang mengadakan acara silaturrahmi dan Sharing dengan ADUPI yang langsung dihadiri oleh Ketua Umum dan Ketua Jabotabek ADUPI.
Acara silaturahmi ini berlangsung dalam suasana penuh keakraban para Pengelola Usaha Daur ulang Sampah ini menceritakan suka duka mereka dalam mengelola daur ulang sampah , termasuk juga dengan kendala yang mereka hadapi seperti bank sampah saja permasalah yang sering di hadapi oleh bank sampah adalah mereka masih banyak yang belum mampu mengelola bank sampahnya dengan baik karena minimnya pengetahuan mereka tentang manajemen pengelolaan bank sampah sehingga banyak bank sampah yang 'mati suri' atau tidak aktif.
Selain itu mereka kesulitan dalam mengelola daur ulang sampah khususnya plastik karena tidak memiliki alat yang memadai dan tidak tersedianya alat transportasi untuk mengangkut sampah juga menjadi kendala bagi mereka.
Sedangkan permasalahan yang sering di hadapi oleh para penggiling plastik adalah kurangnya sampah plastik yang akan mereka daur ulang karena di daerah tempat mereka beroperasi banyak bank sampah yang tidak aktif sehingga mereka kekurangan pasokan bahan baku.
Menanggapi permasalahan yang dihadapi oleh para Pengelola Daur Ulang Sampah ini, Ibu Christine Halim mengatakan bahwa perlu adanya kemitraan antara bank sampah sehingga mereka dapat saling membantu jika ada kesulitan selain itu beliau juga menghimbau kepada para pengelola Daur Ulang Sampah ini untuk ikut bergabung di dalam Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia. Karena ADUPI merupakan Asosiasi non profit yang bertujuan Pertama ingin membantu para pengelola daur ulang sampah untuk belajar cara pengelolaan daur ulang sampah yang baik, Dengan kata lain ADUPI ingin membantu mereka belajar manajemen pengelolaan sampah yang baik. Karena seperti yang mereka utarakan sebelumnya bahwa bank sampah ini masih lemah dalam hal manajemen pengelolaan daur ulang sampah.
Kedua dengan mereka bergabung ke dalam ADUPI mereka dapat bertemu dengan perusahaan daur ulang plastik sesama anggota ADUPI baik dari pengusaha kecil hingga bersekala besar sehingga para pengelola daur ulang sampah dapat menjalin kemitraan dengan para pengusaha ini, selain itu mereka pun dapat saling bertukar pengetahuan tentang pengelolaan daur ulang sampah plastik. Menurut saya niat baik ADUPI ini patut mendapat sambutan yang hangat dari para pengelola daur ulang sampah karena mereka sangat membutuhkan support dan dukungan dari ADUPI.
Acara silaturahmi ini diselingi dengan makan siang dan pada kesempatan ini saya gunakan untuk berbincang-bincang dengan bu Christine Halim yang masih sangat muda dan cantik. Beliau sangat concern dengan persoalan daur ulang sampah yang ada di Indonesia. Saya sempat bertanya mengenai Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia dengan senang hati Beliau menceritakan awal berdirinya ADUPI, berikut penuturan Beliau :
“Sebenarnya tahun 1990 sudah ada Asosiasi yang namanya AIDUPI ( Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia) yang didirikan oleh para pengusaha Daur Ulang Sampah Plastik di Surabaya yang lebih senior dari Saya, mereka mungkin di dalam perjalannya ada permasalahan. atau mungkin sama-sama sibuk dengan kesibukannya sendiri-sendiri, sehingga AIDUPI sempat vakum . Tahun 2014 para pengusaha itu kumpul-kumpul kembali, dan Saya sebagai pengusaha daur ulang plastik yang paling muda yang waktu itu datang. Mereka menceritakan tentang Visi dan Misi Asosiasinya seperti ini bahkan mereka sempat dipanggil oleh PBB tentang daur ulang plastik maka saya pun tertarik. Akhirnya saya mulai terpanggil dan berbicara kepada mereka, ayo… didirikan lagi kan sayang sekali. Akhirnya mereka bilang ya… mau didirikan lagi, kita lebih menyesuaikan lagi dengan yang ada di Indonesia karena AIDUPI merupakan Asosiasi Industri Daur Ulang Plastik Indonesia. Industri…ya.. akhirnya saya bilang, kenapa kita tidak membuat yang lebih global dari Hulu ke Hilir.. Akhirnya mereka setuju jadi kita dapat mewadahi seluruh pelaku daur ulang plastik di Indonesia, karena saya melihat ada pemulung, ada pengepul, ada bank sampah, ada industri-industri kecil, menengah bahkan besar.