Lihat ke Halaman Asli

Dian agashie

ibu rumah tangga

Waktu Merindu

Diperbarui: 15 Agustus 2023   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Aku kangen papa. Hiks. Susah banget cari waktunya buat pacaran. Padahal udah nikah. Punya anak juga. Setidaknya bisa gitu main bareng bertiga sama anak kalau sore. Tapi selalu saja ada salah satu keluarga besar yang datang ke rumah. Ya, mereka nemenin anaknya main sama anakku. Seneng sih anakku ada temen mainnya. Tapi cukup gitu lho saat hari kerja saja. Hitung hitung nemenin aku nunggu suamiku pulang. Lah ini hari minggupun masih pada ga peka juga. 

Kita ga keluar rumah bukan berarti kita luang dan bisa di ajak main. Tapi kita juga butuh privasi untuk kangen kangenan. Aku ke suami. Suami ke anak. Senin sampai sabtu jadwal kerja suamiku full dari pagi hingga petang. 

Seharusnya quality time kami itu sabtu malam minggu. Nonton berdua setelah anak tidur. Tapi dua minggu ini sabtu malamku harus ku lalui dengan bersabar. Sabtu pertama suami harus keluar rumah sampai tengah malam. Otomatis dong dia pasti ngantuk pas sampai rumah. Sabtu kedua sahabat karibnya dengan istrinya datang. Cuma minjem koper tapi berakhir makan malam bersama. Lama? Oh jelas. 

"sabar sayang. Kita lagi di uji sama Allah" kata suami menenangkan. Pas dia tahu aku nangis malam ini gara gara kangen sama dia. 

"tapi masa kangen sampe di uji juga pah?" aku masih sesenggukan.

"ya namanya juga ujian nda. Sabar dong. Insya allah akan ada waktunya nanti". Aku cemberut "Kapan pah? Aku udah nunggu selama seminggu. Aku ga ada ganggu ganggu papa sama sekali sesuai janjiku. Kenapa sekarang aku harus sabar lagi" 

Aku rasa si papa mesti bingung harus jawab gimana. Tapi aku juga ga tahu harus. Melampiaskan ke siapa lagi selain dia. Dia kan suamiku. Seorang suami yang notabene laki laki kalau istrinya ga cerita ga ada omongan ga bakalan tahu. Mau ngarepin peka? Sampai kapan?

"kalau ga Cia anaknya kakak kamu. Ya adik kamu. Kalau ga dua duanya pasti si tante kepo. Pada betah banget sih main di sini. Ga pada ngerti gitu kalau aku butuh privasi" aku lanjut merengek. Suamiku terus mengelus kepala dan tanganku. Berharap bahwa aku bisa memahami ucapannya.

"sayang papa. Jagain bundanya ya. Abang harus sayang sama bunda. Coba gimana elus kepala bundanya kasih tahu papa" 

Hhh dia malah ngajak ngobrol anakku yang lagi nyusu. Aku diam nunggu responnya. Ga  lama si papa ngerespon "sabar sayang. Kalau mereka pada datang ke rumah kita berarti mereka nyaman sama kita. Berkah dong rumah kita. Harusnya kita bersyukur" 

Aku berpikir. Iya juga sih rumah jadi berkah kedatangan banyak tamu tiap hari. Tapi aku jadi kangen sama si papa. Tahu kan gimana rasanya kangen? Satu rumah tapi tiap hari pulang sore. Magrib sampai isya nginfoin pesan penting via grup whatsapp. Eh lepas isya dia udah ngorok. Kapan waktu buat aku pacarannya? Aku kan ga pernah pacaran kecuali pas nikah. Huhuhu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline