Siapa tak kenal KLa project? Utamanya generasi baby boomers, gen X hingga milenial pasti akrab dengan lagu hitsnya Jogjakarta, yang sering dipakai jadi pilihan ketika memposting perjalanan ke Jogja. Grup musik dengan personil utama Katon Bagaskara, Lilo (Romulo Radjadin) dan Adi Adrian ini menelurkan banyak lagu hits yang kebanyakan bernuansa cinta, cocok buat yang sedang mellow atau patah hati.
Coba saja simak yang satu ini.
Sisi ruang batinku hampa rindukan pagi
Tercipta nelangsa, merenggut sukma
Terwujud keinginan yang tak pernah terwujud
Aku tak bisa pindah, pindah ke lain hati
Meski suka lagu-lagunya, saya tidak pernah menonton langsung konser KLa project. Mungkin karena berpikiran bahwa band lokal itu sering konser jadi kapan saja mereka main saya bisa beli tiketnya yang pastinya tidak sesulit mendapatkan tiket masuk band asing yang populer. Konser mereka bulan lalu adalah yang pertama saya tonton langsung.
KLa project terbentuk di bulan Oktober 1988, dan bulan lalu mereka mengadakan show di Istora Senayan Jakarta untuk merayakan 36 tahun band mereka.
Jakarta malam itu sedang nyaman hawanya. Tidak terlalu panas dan lalu lintas cukup kondusif. Di gerbang pemeriksaan tiket tidak ada antrean, dan karena tiket kami festival tidak perlu terburu-buru masuk untuk rebutan tempat. Kami sempat cari kopi dulu di stand-stand makanan di luar istora.
Jam 20.30an konser dimulai. Dibuka dengan lagu yang saya tidak kenal tapi setelah itu mengalunlah lagu-lagu yang saya bisa ikuti.
Di bagian awal show Katon dan Lilo menyampaikan bahwa mereka sempat kuatir show ini tidak akan sold out, karena tahun lalu, 2023, mereka baru saja konser bertajuk KLa 35 tahun. Tapi tahun ini mereka konser lagi, anniversary ke 36 sekaligus merayakan ulang tahun Lilo yang ke 60 bulan September lalu. Dan ternyata kekuatiran mereka tidak terbukti. Ruangan terlihat penuh. Di deretan VIP baris depan ada pak Prof Mahfud MD, mbak Yenny Wahid, politisi Chico Hakim, ada juga penyanyi Once Mekel dan Andre Hehanusa.
Dokpri
Di antara lagu, Katon dan Lilo bergantian menyapa penonton. Mereka berdua cukup cerewet dan sering bercanda satu sama lain, sedangkan Adi Adrian lebih pendiam dan tidak banyak berbicara.