Lihat ke Halaman Asli

Diana F Singgih

baru belajar menulis

Setelah Kita Tiada, Bagaimana Nasib Akun Medsos Kita?

Diperbarui: 14 Agustus 2024   08:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Begitu saya buka Facebook pagi ini, ada notifikasi ulang tahun di situ. Ulang tahun seseorang yang sudah berpulang sekitar 9-10 tahun lalu. Saya masih ingat dia. Dia salah satu petinggi di kantor lama. Orangnya teliti dan detail-oriented. Mungkin karena dulunya dia auditor sebelum akhirnya menjadi direktur. Dia ditempatkan di kantor cabang tapi cukup sering datang ke Jakarta. Kami yang suka datang sebelum jam kantor akan dikejutkan dengan sapaannya yang lantang. 

"Good morning, everyone.. Sshh why is it so quiet today?" Ya tentunya kalau baru ada 3-4 orang yang datang mana mungkin ramai ruangan ini. Dan saya perhatikan kalau ada karyawan baru, beliaulah yang pertama menyodorkan tangannya untuk berkenalan. 

Ah, wong londo yang baik hati meskipun super cerewet. May you rest in peace, GD.

Di wall beliau saya lihat masih ada yang menuliskan ucapan. "Have a heavenly birthday, bro". "You are still remembered, sir. Happy birthday in heaven."

Kembali pada notifikasi di medsos. 

Sudah banyak sekali nama-nama mereka yang sudah tiada tapi masih ada di friend's listku. Nama ibuku salah satunya. Sampai berpulangpun beliau tidak pernah memposting sesuatu. Kami anak-anaknya yang men-tag dirinya di setiap acara keluarga. 

Nama-nama kerabat, teman SMP, SMA, kuliah, teman kantor. Semuanya masih ada di situ. Tak pernah tega saya menghapusnya. Melihat notifikasi ulang tahun akan membuat saya berhenti sejenak untuk mengingatnya dan mengirimkan doa. 

Lalu terpikir juga, bagaimana nasib medsosku kelak ya kalau saya sudah meninggal? 10 tahun dari sekarang, mungkin daftar teman-teman real saya akan jauh berkurang, atau malah mungkin saya salah satu yang sudah tak ada? 

Kalau Facebook, dia punya opsi pengaturan akun memorial. Ini juga baru saja saya cari di internet. Caranya begini: Masuk ke Facebook dan akses opsi Pengaturan. Di bagian Umum, cari opsi Pengaturan Akun Memorial. Di sana Anda dapat memutuskan siapa yang akan menjadi kontak warisan Anda.

Nah kalau Facebook sudah mengantisipasi hal tsb, bagaimana dengan medsos lain? Untuk memudahkan, saya putuskan untuk menambahkan list yang memuat akun dan password di folder PrivateDoc di laptop. Dulu folder ini isinya berbeda. Ada nomer kartu kredit dan bank penerbit. Ada daftar rekening bank yang saya dan suami miliki. Ada juga daftar utang kami. Pendeknya segala sesuatu yang saya rasa perlu diketahui anak-anak seandainya saya atau suami mendadak dipanggil Tuhan. Folder ini rutin saya update berkala, tergantung kebutuhan. Misalnya ketika ganti kendaraan, atau ketika pindah rumah. Sekarang saya tambah dengan daftar akun dan passwordnya. Terserah anak-anak akan diapakan akun tsb kalau saya sudah tidak ada.

Apakah saya terlalu overthinking, atau justru well-prepared? Buat saya, tak pernah ada ruginya mempersiapkan masa depan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline