Lihat ke Halaman Asli

Diana F Singgih

baru belajar menulis

Rindu

Diperbarui: 11 Agustus 2024   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lewat khayal kusentuh engkau
benamkan dalam telaga selaksa kenangan
tempatku lebih dulu kuyup
Lantas berdua kita kejar bianglala
ungu, kuning, merah, di cakrawala
Dan di batas lelah kita sama terhempas
bertukar tawa, tatap dan senandung hati.

Lewat imajinasi kurengkuh engkau
Saat malam membeku di 29 Ramadan
Serangga mati dan aku cuma sendiri di sini
bermain lagu-lagu lama, buku-buku usang
sedang segenap pikir terkait padamu.

Angin berdesir di perbukitan utara kota
pantulkan sepi dan sunyi rasa diri
Kau dengarkah?

Lewat lamunan kudekap engkau
dekat-dekat di hati
dan pada lonceng dua belas aku tersadar
bayang-bayang luruh pada dingin malam
berganti air mata

(originally posted on my wordpress account: wordpress.com/post/dianafn.wordpress.com)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline