Lihat ke Halaman Asli

Diana F Singgih

baru belajar menulis

Hey, You

Diperbarui: 11 Agustus 2024   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hey, you. Was that you? Hampir tersandung langkahku ketika berlari ke gate 23 waktu melihat sosok yang amat mirip dengan dirimu di kasir gerai buku yang kulewati. Postur badan dan potongan rambutnya begitu mirip denganmu, well ... kamu di ingatanku tentunya. Karena sudah lama kita tak bertemu jadi aku tak lagi tahu apakah kamu masih atletis seperti dulu. Aku tak sempat berhenti karena pesawatku hampir boarding.

Di pinggir jendela pesawat aku melamun. Pesisir Jakarta buram tertutup kabut polusi udara. Ingat tidak waktu kita ikut event kantor menanam bakau di utara Jakarta, entah tahun berapa itu. Apa kabar pohon bakau kita ya. Apakah ikut teruruk reklamasi? Acara CSR seperti menanam pohon, menyambangi panti jompo atau 'bedah rumah' yang hampir tiap tahun disponsori oleh perusahaan selalu kita ikuti. Kegiatan bakti sosial yang hanya memakan waktu seharian, tapi bahagia rasanya melihat sambutan masyarakat di tempat yang didatangi.

Aku jadi ingat lagi, kemarin Bayu berkunjung ke kantor. Kamu pasti ingat dia, manajer IT kantor kita yang dulu ditempatkan di kota S. Sekarang dia sudah pindah ke cabang di kota B. Dia sedang ada business meeting di kantor dan kami berpapasan di pantry. Dia menanyakan kabarmu. 

Ah.. orang-orang lama di kantor kita memang selalu begitu. Menganggap aku update tentangmu. 

Laki sama perempuan itu enggak bisa murni bersahabat, kata salah satu teman baikku. Sepertinya dia tidak percaya kita cuman berteman. Karena dia tahu aku makan siang bareng kamu hampir setiap hari. Dan sering kalau sedang suntuk kita kabur dari meja kerja dan ngopi di gedung sebelah. Kadang mau cari kado untuk suami, kamu juga yang mengantarku keliling mall. 

Hey, you. Ada di belahan bumi sebelah mana kamu saat ini? Pesawat melintas di atas Jawa Tengah. Di luar sana terlihat gunung-gunung, entah gunung Merbabu atau yang lain. 

Kapan ya kita jadi dekat? Kamu dan aku beda bagian, meski meja kerja kita masih di sisi lantai yang sama. Apakah waktu company outing ke Jogja dan kita jadi 1 grup waktu team bonding? Setelah ngobrol ternyata kita berasal dari kota kecil yang sama di selatan pulau Jawa. Ternyata bintang kita sama, dan ulang tahun kita hanya selisih 10 hari. Ternyata kita suka genre musik dan film yang sama pula. 

6-7 tahun bekerja di tempat yang sama, jenjang karirmu melesat, membuatmu sering keluar kantor, entah biz trip ke site, training di luar negeri, ikut regional meeting di Hongkong, atau sekedar meeting dengan klien. Sehingga kita tak lagi bisa lunch bareng sesering dulu. Tapi kamu tetap menyempatkan hadir kalau aku mau curhat, entah masalah anak atau yang lain. Sebaliknya kamu juga sering bercerita tentang ibumu yang sering minta kamu menikah lagi setelah perceraianmu. 

Tentang perceraianmu, kamu tak bercerita banyak. Aku tak bisa membayangkan tapi aku mengerti. Hari-hari pertengkaran, bulan-bulan penuh emosi. Pasti dalam sekali lukamu. Kita yang sebelumnya suka membanggakan kebahagiaan rumah tangga masing-masing, lantas berubah. Tak enak rasanya aku bercerita kebahagiaanku bersama suami, karena kuatir kamu sedih mengingat-ingat masa lalu.

Aku merasa ada beberapa teman di kantor yang menduga kedekatan kita menjadi salah satu faktor penyebab perceraianmu. 

Perselingkuhan itu bisa berawal dari curhat-curhat ke lawan jenis, lalu muncul kedekatan emosi, kata sahabatku di suatu hari. Iya aku juga tahu itu oleh karenanya aku jaga betul batas antara kita. Kamu good looking, baik hati dan pintar. 'Mau lunch sama duren lo lagi, Mel?' begitu rekan-rekan kantor sering meledekku. Duren - duda keren. Kita tak eksklusif lunch hanya berdua, amat sering kita makan di kantin basement ramai-ramai. Tapi kita seperti twin, sering terlihat di pantry makan indomie rebus berdua, dan kamu terlihat sering mampir ke mejaku untuk ha ha hi hi. Kita dekat, tapi aku yakin tak ada asmara di dalamnya. Aku 7 tahun di atasmu. Waktu aku masuk kuliah, sepertinya kamu baru mau masuk SMP. Affair denganmu? Mustahil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline