Lihat ke Halaman Asli

Diana F Singgih

baru belajar menulis

Es Drop, Es Jadul dari Blitar

Diperbarui: 2 Agustus 2024   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ngomongin es krim tradisional Indonesia, yang saya kenal hanya yang ada di Pulau Jawa saja. Dari es tung tung, atau bisa disebut es dung dung, dengan gerobak dorong dan kentungan tergantung di sisi dekat tangan si penjual. Es ini kesukaan saya waktu kecil. Setiap terdengar dari kejauhan suara tung tung tung, wuah langsung merengek minta dibelikan. Si abang akan membuka termos es besar dan menyendok es ke dalam mangkok kecil.

Saya kenal es drop, atau di daerah lain mungkin disebut es lilin, ketika mudik ke Malang ke tempat mertua. Jadi waktu saya sudah dewasa. Bentukannya seperti es lilin, bentuk silinder dengan lekukan seperti kembang, stik kayu di tengah untuk pegangan, lalu dibungkus dengan kertas roti, dimasukkan ke dalam termos es jadul. Ada berbagai varian rasa seperti coklat, stroberi, tapi yang saya paling suka adalah varian kacang hijau. Kacang hijaunya akan terkumpul di bagian bawah, dan setelah kita pegang dia akan berada paling atas yang pertama kita makan.

Kenapa saya justru makan es drop dari Blitar di kota Malang? Nah ini karena kakak ipar menikah dengan wanita asal Blitar dan setiap kami berkumpul di Malang, kakak ipar tidak pernah lupa membeli 1 atau 2 termos penuh dengan es drop. Penyuka es ini bukan hanya anak-anak dan keponakan, kami orang tuanya juga selalu ikut menikmati. 

Ah gara-gara menulis tentang es drop, jadi pengen pulang ke Malang deh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline