Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Bertanggung Jawab dengan Pengambilan Keputusan

Diperbarui: 24 Desember 2021   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: halodoc.com

Titik puncak dari pembelajaran sosial emosional yaitu pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Banyak cara yang bisa digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan. Dapat dengan lemparan koin, mengikuti kata hati, atau mengandalkan keberuntungan. Tapi bagaimana dengan sebuah keputusan yang besar dengan kemungkinan berdampak jangka panjang? Sepertinya bukan dengan cara sesederhana melempar koin atau hanya berbekal naluri. 

Setiap perjalanan kehidupan, akan menemui satu hingga lebih yang mengharuskan kita mengambil sebuah keputusan. Dari keputusan biasa sampai luar biasa. Dari jangka pendek hingga jangka panjang. Tentu disetiap opsi tersirat konsekuensi dan resiko yang mau tidak mau mesti kita terima. Terkadang berlimpah orang yang mudah dalam mengambil keputusan tapi enggan menerima resiko dari keputusan yang ia ambil. Terlebih jika resiko tersebut menyulitkan dirinya. Itulah mengapa 'Responsible Decision Making' perlu dikupas demi kehidupan yang bermanfaat.

Responsible Decision Making

Tidak semua orang berkepribadian tanggung jawab dengan pengambilan keputusan mereka. Karena pada dasarnya makna dari responsible decision making sendiri ialah sebuah kemampuan untuk membuat keputusan yang positif tentang bagaimana berperilaku berlandaskan pertimbangan etika (benar dan salah) serta norma sosial dan mempertimbangkan masalah keamanan. Maka dari itu sebuah kemampuan ini perlu dilatih hingga membentuk menjadi karakter.

Dikutip dari salah satu video youtube milik saluran HMH International Content Cares yang berjudul Responsible Decision Making|Social Emotional Learning menyebutkan terdapat tiga tipe umum pengambil keputusan:

  1. No Decision Maker (tidak ada pengambil keputusan). Kalangan yang mungkin jatuh dalam kategori ini ialah anak-anak yang membiarkan orang lain selain orang dewasa yang ia percaya membuat keputusan untuk mereka. Hal ini bisa terjadi ketika mereka merasa takut untuk memilih sebuah pilihan yang salah. Saat hal ini terjadi, manfaatkan momen untuk memberi pembelajaran kepada mereka bahwa tidak masalah untuk berbuat kesalahan karena dari situlah kita dapat belajar dan tumbuh.
  2. Snap Decision Maker (pengambil keputusan cepat). Tipe ini adalah mereka yang mengambil keputusan dengan cepat tanpa memikirkan dengan matang terlebih dahulu. Mereka butuh belajar untuk pelan-pelan ketika mengambil keputusan dan memikirkan dengan baik pro kontra dari keputusan besar yang ia ambil. Karena hal itu akan berdampak pada kehidupan yang akan datang.
  3. Responsible Decision Maker (pengambil keputusan yang bertanggung jawab). Tipe yang ketiga merupakan tokoh utama dalam pembahasan. Yaitu mereka yang pandai membuat keputusan, pandai mempertimbangkan keputusan berdasarkan pro dan kontra dan bagaimana pilihan mereka mungkin mempengaruhi orang lain. Sudah jelas untuk anak-anak mereka membutuhkan arahan dari orang dewasa, tetapi seiring berjalannya waktu akan tiba ketika mereka butuh untuk bisa mengandalkan diri sendiri. 

Selain tipe, terdapat pula beberapa langkah proses pengambilan keputusan. Langkah pertama anda harus menyadari bahwa anda harus membuat keputusan jika tidak maka masalah akan muncul. Langkah kedua anda perlu mengumpulkan informasi yang anda butuhkan sebelum pengambilan keputusan. Langkah ketiga anda harus mengetahui konsekuensi yang akan anda terima pada setiap opsi keputusan dengan tujuan anda bisa bertanggung jawab atas apa yang telah anda putuskan. Selanjutnya langkah ke empat tentukan keputusan anda. Langkah terakhir evaluasi hasil dari pengambilan keputusan. Dengan evaluasi, anda bisa intropeksi untuk menentukan keputusan yang anda buat banyak mengandung hal positif atau negatif. 

Sebelum mengambil keputusan, terutama keputusan besar pastikan bahwa anda tahu apa resiko yang nantinya anda terima. Seterusnya nanti anda tidak akan menyesal dan dapat bertanggung jawab ketika bertemu dengan kesulitan. Anda akan selalu konsisten karena dari awal anda sudah mengetahui resiko yang siap anda tanggung.

Semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline