Lihat ke Halaman Asli

Mendukung Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

Diperbarui: 21 September 2021   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: idntimes.com

Masa pandemi ini semua serba online dan serba di rumah saja. Bahkan untuk interaksi dengan orang lain kita memiliki batasan-batasan yang telah di buat oleh Pemerintah. 

Kalau di amati lebih dalam, hal ini merupakan kesulitan bagi orang tua dan anak yang memasuki masa usia dini. Mengingat usia dini merupakan masa emas bagi anak yang memiliki perkembangan pesat dalam berbagai aspek. Tidak terkecuali pada aspek sosial emosional.  Aspek perkembangan ini lebih banyak di peroleh dari interaksi dan lingkungan. Lalu bagaimana agar orang tua atau pendidik tetap bisa mengembangkan sosial emosional anak di masa pandemi seperti ini?

Sosial Emosional Bagi Anak Usia Dini

Makna sosial emosional untuk perkembangan sosial emosional bagi anak usia dini tidak sesederhana itu. Sosial emosional berhubungan erat dengan karakter dan perilaku anak di masa yang akan datang. Agar anak tumbuh dengan karakter dan perilaku yang baik tentunya diiringi dengan stimulasi yang baik pula untuk anak. Sebelum membahas lebih jauh, perlu untuk mengetahui definisi dari sosial emosional. Sosial emosional merupakan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar untuk memahami lingkungan juga perasaan ketika melakukan interaksi dengan orang lain. Kata sosial berpasangan dengan emosional tentu ada alasannya. Emosi yang di rasa seseorang dalam benaknya di dapat dari bersosial dengan lingkungan. Ingat bahwa emosi bukan hanya marah dan sedih saja, rasa senang dan bahagia masuk juga dalam emosi.

Membimbing perkembangan anak step by step sudah menjadi kewajiban bagi orang tua. Seiring berjalannya waktu anak akan mengenal banyak hal baru di sekitarnya. Tidak terkecuali pula saat masa pandemi. Pembelajaran tetap di lakukan walaupun melalui daring. Sepertinya lebih sulit lagi bagi anak untuk bersosial virtual. Tidak menutup kemungkinan anak mudah stress hingga mempengaruhi emosinya. Tahukah anda bahwa stress dapat dipicu dari banyaknya tekanan. Dalam pembelajaran daring tentunya anak lebih mudah bosan dan berujung acuh dengan pembelajaran. 

Usia dini memasuki masa dimana anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan banyak bertanya hal yang baru ia temui. Pada usianya anak tiap hari menemukan sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Genggaman dan rangkulan orang tua sangat di butuhkan pada masa-masa ini untuk mengarahkan rasa ingin tahu anak pada hal yang positif. Meski di masa pandemi tidak menjadi alasan untuk membatasi perkembangan sosial emosional anak. Kondisi psikologis anak adalah hal utama yang perlu diperhatikan. 

Cara Membantu Anak Mengembangkan Sosial Emosional

Berikut terdapat beberapa cara untuk membantu anak mengembangkan sosial emosional meski di masa pandemi. 

  • Mengajarkan rasa empati dalam kehidupan sehari-hari

Mengurangi interaksi dengan orang lain pada masa pandemi berpengaruh juga pada rasa empati dan kepedulian anak. Khawatirnya anak akan acuh dengan lingkungan sekitar bahkan di dalam rumah sekalipun. Salah satu cara untuk menumbuhkan empati dalam benak si kecil ialah dengan memberi pujian atas segala perbuatan baik meski bukan si kecil yang melakukannya. Katakan 'wah baik sekali anak itu membantu ibunya' ketika sedang menonton acara televisi atau bercerita bersama anak. Anda juga dapat menunjukkan emosi sedih pada peran kartun atau yang lainnya dan anda dapat bertanya pada anak, 'apa yang akan kamu lakukan agar dia tidak bersedih lagi?'. Dengan stimulasi sederhana tersebut anak akan mulai berpikir bahwa peduli dengan orang lain adalah hal kebaikan.

  • Membiarkan anak bermain

Jangan memberi batas untuk anak dalam bermain meskipun ia membuat sedikit 'kekacauan'. Dengan bermain, anak juga berkarya dan melatih emosi secara tidak langsung. Senang, sedih, jenuh perlahan ia mulai mengembangkan emosinya. Disitulah anda bisa membantunya untuk mengelola dan mengatur emosi yang ia rasakan agar tidak bereaksi berlebihan terhadap emosinya.

  • Berbicara menggunakan nada yang sesuai
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline