Dalam kacamata masyarakat dulu, perempuan seringkali dipandang dan dikaitkan dengan sifat emosional, lemah dan kurang rasional serta ditempatkan pada posisi di bawah laki-laki dalam hierarki sosial, seperti sebagai pengasuh utama anak dan pengelola rumah tangga.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pandangan tersebut, dari mulai nilai-nilai budaya dan agama yang memiliki pandangan tradisional serta menempatkan perempuan dalam posisi yang kurang dominan, hingga status sosial ekonomi yaitu tidak adanya akses terhadap sumber daya ekonomi yang sama dengan laki-laki, sehingga ketergantungan mereka pada laki-laki menjadi lebih besar.
Seiring berjalannya waktu, kita melihat adanya pergeseran paradigma yang cukup mencolok. Namun pandangan ini berdasar dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, agama, tingkat pendidikan, dan lingkungan sosial. Saat ini perempuan semakin diakui hak-haknya dan memiliki kesempatan yang lebih luas dalam berbagai bidang kehidupan juga memiliki hak yang sama untuk berkarier, berpendidikan, dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Perempuan semakin mandiri secara finansial dan emosional. Mereka tidak lagi sepenuhnya bergantung pada laki-laki untuk memenuhi kebutuhan hidup. Juga kontribusi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan semakin diakui dan dihargai dikarenakan hal-hal tersebut. Meskipun masih ada tantangan, secara umum masyarakat mulai menghargai kemampuan dan kontribusi perempuan.
Meskipun terjadi kemajuan, pandangan tradisional tentang peran perempuan masih melekat kuat di sebagian masyarakat. Stereotipe gender yang membatasi potensi perempuan masih sering ditemui, terutama di lingkungan pedesaan atau kalangan konservatif. Perempuan masih sering dihadapkan pada diskriminasi dalam hal upah, peluang kerja, dan pengambilan keputusan dalam keluarga. Kekerasan terhadap perempuan juga menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat. Jadi meskipun sudah ada banyak kemajuan, masih banyak tantangan yang harus diatasi. Untuk mencapai kesetaraan gender yang sesungguhnya, diperlukan upaya bersama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun individu.
Sebenarnya, pandangan terhadap perempuan sangat bervariasi dan kompleks, dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun, secara umum, sejarah telah menunjukkan bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender adalah perjuangan yang panjang dan berkelanjutan.
Penulis berharap stigma negatif yang selama ini membelenggu Perempuan di masa lalu, seperti anggapan bahwa perempuan hanya cocok untuk pekerjaan tertentu atau harus mengalah demi kepentingan keluarga, dapat segera ditinggalkan. Sebaliknya, masyarakat semakin menghargai dan mengakui kemampuan serta potensi perempuan dalam berbagai bidang. Dengan begitu, perempuan dapat berpartisipasi secara penuh dalam pembangunan dan mengambil peran kepemimpinan yang setara dengan laki-laki. Selain itu, saya juga berharap kekerasan terhadap perempuan dalam segala bentuk dapat dihapuskan dan perempuan dapat hidup dalam lingkungan yang aman dan bebas dari diskriminasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H