Lihat ke Halaman Asli

dnaykwti

Memory stay, people don't.

Desemberku

Diperbarui: 4 Agustus 2021   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picture by me

Malam itu kita makan nasi goreng pedas di pujasera.
Aku pilih tempat itu, setelah kita berkeliling bingung ntah kemana.
Sepi, cuma ada satu meja kosong yang di atasnya ada tempat sendok dan satu piring cabai rawit.
Kamu memilih untuk duduk di sampingku.
Ahh syukurlah..Aku tidak bisa bayangkan jika kita duduk berhadapan.
Sudah, tidak usah bertanya perihal alasan.

Obrolan kita diiringi suara motor lalu lalang dan musik abang odong-odong.
Kamu yang banyak bicara, dan aku yang diam saja.
Sampai akhirnya kamu sadar wallpaper hp kita sama.
''Hahaha you don't know my password''
Kita ribut perihal siapa yang memasangnya lebih dulu.

Lalu suasana kembali sunyi.
Mata kita yang enggan beradu,
sesekali salah tingkah, kemudian menoleh ke arah lain.
Mencairkan kembali suasana, kamu bercerita perihal band dan teman-temanmu.
Sambil sesekali bertanya ''kenapa? pedes ya?''.
Aku menggelengkan kepala lalu menyuruhmu melanjutkan cerita.
Apapun itu, aku dengarkan.
Walaupun sedikit kepedesan dan tidak terlalu mengerti.

Tidak terasa jam menunjukkan pukul 9 malam.
''Anak gadis gaboleh keluar larut malam'' kata ayah.
Sepanjang jalan pulang,
aku lihat ada secarik kertas kecil berwarna hijau.
Hahaa, kamu menyimpan saksi bisu awal kita bertemu di balik case Hp transparan itu.

Kalau boleh aku tantang,
aku mau melihat kertas itu di satu tahun mendatang,
dan tahun-tahun berikutnya.

Aku turun dari motor matic putihmu.
Kamu pulang.
Lalu aku ngerasa ada yang hilang.

Sejak Desember itu,
hari-hariku selalu tentang menyusul langkahmu.
Yang sesekali hanya tersisa sebagai jejak yang rumit di lacak.

Sampang, 22 Januari 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline