Lihat ke Halaman Asli

Hujan Adalah Rejeki

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Ini adalah tulisan pertama saya di kompasiana. Sekedar sharing kejadian sehari-hari. Saat ini saya kuliah di salah satu universitas swata di Yogyakarta. Sebagai seorang perantauan saya kos di dekat kampus. Kos ini dihuni dua puluh orang mahasiswi. Terhitung sejak tanggal 28 September 2013, saya mulai usaha kecil-kecilan dengan berdagang snack dalam kemasan di kos saya. Hasilnya lumayanlah, lumayan capek. Kulakan pagi-pagi jam setengah enam ke pasar dengan jalan kaki. Jaraknya saya tidak tahu pasti, tetapi lebih dari setengah kilometer. Jadi pulang pergi lebih dari satu kilo. Snack yang saya jual mulai dari sosis siap makan sampai snack yang harga perbuahnya Rp500,00. Untungnya memang kecil tetapi asyik sekali menjalaninya.

Di Yogyakarta sejak hari kamis malam tanggal 19 Desember 2013 sampai kemarin hari rabu tanggal 25 Desember 2013, hampir tidak bisa melihat sinar matahari di siang hari. Mendung sepanjang hari dengan hujan yang sebentar-sebentar. Namun di sini tampak bukti bahwa hujan adalah rejeki, dimana dagangan saya lebih laku dibanding hari-hari sebelumnya. Faktor cuaca yang dingin membuat nafsu ngemil bertambah rupanya. Lagipula kalau sebentar-sebentar hujan memang bikin malas keluar kalau hanya untuk sekedar beli jajan. Yo wis. Sekian dulu tulisan pertama saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline